Manusia adalah maujud yang mencintai dan selalu mencari kesempurnaan mutlak, bukan relatif. Fitrah telah mendorongnya untuk mencintai Zat yang Maha Sempurna. Oleh karena itu, sesungguhnya tak seorangpun bisa mencintai selain kepada Tuhannya.
Sayangnya, manusia sering tidak menyadari apa yang terpendam dalam fitrahnya, sehingga ia menganggap harta, kedudukan, tahta dan seksualitas adalah kesempurnaan yang mutlak. Sejalan dengan surah di kitab suci Al Quran (QS. Ali 'Imran Ayat 14) Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik.Â
Seluruh hatinya akan penuh dengan kerinduan mendalam kepada Tuhannya. Dan ini termanifestasi dalam sikap kesehariannya. Tidak berarti anti dunia, hanya saja tidak terikat oleh dunia.Â
Benarlah yang dikatakan Imam Ali " Zuhud itu bukan berarti tidak memiliki harta, tetapi tidak tunduk oleh kuasa harta. Sebaik-baik kehidupan adalah yang tak menguasaimu dan tidak pula mengalihkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H