Mohon tunggu...
Harun Azis
Harun Azis Mohon Tunggu... Wiraswasta - IT Enthusiast

Namanya adalah Harun Azis seorang IT Enthusiast. suka sekali dengan olahraga Lari, Jogging, Hiking. Ketertarikan di bidang IT: Cloud Computing, Devops dan bidang IT lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tenanglah Adikku, Kita Ini Adalah Manusia Spesial

12 April 2012   07:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:43 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami yang hidup di rumah paman Kami yang hidup di rumah bibi Kami yang hidup di rumah nenek Kami yang hidup berpindah-pindah kota bahkan provinsi Kami yang hidup tanpa kedua orangtua Aku dan adik perempuanku memang ditakdirkan harus tegar Tegar menghadapi gempuran derasnya kehidupan ini Tegar untuk menentukan arah hidup kami sendiri Tegar mengambil segala keputusan yang akan kami tempuh Aku masih 4 tahun dan adikku genap 2 tahun saat itu Nakal itulah Aku Perenung dan murung itulah aku periang dan ceria itulah adikku Ranking 1 di sekolah dasar itulah Aku terkadang Ranking 2 atau 3 itulah aku Pagi-pagi benar kukayuh sepedaku hasil dari menabung sepeda kudapat kuketuk rumah seorang Haji di pengkolan "Assalamu alaikum" sapaku "Wa'alaikum salam" saut bu haji sesegera dibukakan pintu mau ambil berapa termos dik? satu dulu bu, besok kalau laris saya ambil 2 termos. jawabku jangan lupa ya nanti kalau laku semua setornya 700 rupiah ya? kata bu haji baik bu, semoga laku semua. besok setornya sekalian pagi ya bu? sautku iya. jawab bu haji kembali kukayuh sepedaku secepat kumampu sekarang sudah jam setengah 6 pagi harus segera bergegas untuk tidak datang terlambat di sekolah apalagi ini hari senin saatnya untuk upacara bendera bergegas aku mandi dan berpakaian tas, sepatu dan termos es semua kutenteng di kedua tanganku adikku sudah berangkat duluan beserta temannya sebelum sampai di halaman sekolah aku berhenti di belakang sekolah sejenak untuk memakai sepatu Aku masih ingat betul merk sepatuku itu "Kubota" dan menyimpan termos es daganganku tuk sementara waktu upacara sudah selesai saatnya meletakkan termos esku di depan kelasku tak lupa pula kusandingkan kaleng tempat uang siapa tahu ada yang mau beli sehabis pelajaran olahraga aku pun masuk kelas tuk belajar dengan sungguh-sungguh Teng...teng... teng bel sekolah berbunyi saatnya pulang sekolah aku pun segera pulang tuk berganti pakaian kulanjutkan jualanku kembali ke desa-desa lain sampai di penghujung waktu tiba dan aku pun menghitung perolehanku hari ini alhamdulillah aku mendapatkan uang 1000 rupiah berarti laba 300 rupiah sisa setoranku besok kutabungkan di pillar bambu rumah Bulan puasa telah genap 27 hari dan lebaran siap menjemput Adikku menangis sedih Aku sudah tahu apa yang ada di hati adikku sepi... karena lagi-lagi melewati lebaran tanpa kedua orang tua Bapakku yang bekerja di Jepang sebagai Pelaut Dua tahun sekali bapakku pulang dan Ibuku yang sudah punya keluarga barunya di Jakarta kuhibur adikku: sudah jangan menangis, besok kakak belikan baju baru yang warna pink mau? mau-mau Kak. jawab adikku sembari senyum kuhibur adikku dan selalu kukatakan kepada dia bahwa "kita ini manusia spesial" Tuhan memilih kita dari ratusan, ribuan atau bahkan jutaan Untuk hidup secara mandiri kita harus optimis dan selalu bekerja untuk menggapai mimpi. sumber: harunazis.cn

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun