Mohon tunggu...
Muhammad Anugrah
Muhammad Anugrah Mohon Tunggu... Lainnya - baik

remaja tua

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mie Instan: Si Jahat yang Penuh Kenikmatan

16 Januari 2021   19:55 Diperbarui: 16 Januari 2021   20:01 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makanan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi manusia. Makanan termasuk dalam tiga elemen penting kehidupan selain pakaian, dan tempat tinggal.

Macam-macam jenis makanan pun bermunculan seiring perkembangan manusia itu sendiri. Dari yang memerlukan banyak proses dalam pengolahannya hingga yang minim proses pengolahannya (instan). 

Makanan instan sendiri pada saat ini sering menjadi pilihan pertama dalam menuntaskan kebutuhan makanan. Hal ini juga dipengaruhi oleh kehidupan manusia modern yang dikenal serba cepat. Makanan instan dapat hadir di sini karena bisa memenuhi tuntutan manusia modern.

Makanan instan sendiri banyak sekali ragamanya. Pasar menawarkan banyak pilihan juga untuk memenuhi selera masing-masing orang. Namun ada satu yang popoler di kalangan makana instan. Tidak laindan tidak bukan adalah mie instan. Mie instan popular karena proses pengolahan yang cukup sederhana (rebus) dan tak banyak membutuhkan keahlian memasak yang kompleks. 

Pada sejarahnya pun, mie intan tercipta karena kebutuhan penyajian makanan yang cepat untuk para pekerja di Jepang.  Hanya butuh waktu kurang dari 5 menit mie instan siap disantap. 

Beragam varian rasa yang ditawarkan pun sangat banyak, sehingga kita tidak bosan menikmatinya meskipun dengan frekuansi yang tinggi. Harga yang murah juga turut menjadi faktor makanan ini digemari masyarakat. Dari kaum proletar hingga borjuis pun bisa menikmatinya. 

Seringkali mie instan juga dijajakan di warung kopi hingga kedai ternama, sehingga semakin mudahnya orang-orang untuk mengosumsinya.

Tidak seindah yang diceritakan di atas, mie instan juga memiliki kekurangan, terutama di bidang kesehatan. Jika melihatl dari apa yang didapat dari sebungkus mie instan, maka kita akan mendapati sebongkah mie beserta bumbu pelengkapnya. 

Mie instan sendiri memiliki kalori yang cukup tinggi. Bahan baku utamanya adalah terigu yang berasal dari gandum. Gandum sendiri adalah sumber karbohidrat, yang mana bila dikonsumsi berlebih dapat menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan, seperti obesitas, kadar gula darah tinggi, dan yang lainnya. Rendahnya kandungan serat juga dapat menimbulkan berbagai masalah pencernaan, seperti sembelit dan yang lainnya.

Cara pembuatan mie instan pun juga sedikit menimbulkan masalah. Mie yang sudah jadi akan digoreng hingga kering untuk menghilangkan kadar airnya. 

Hal ini dilakukan agar mie tahan disimpan dalam waktu lama dan dapat dengan cepat dimasak dan segera dimakan. Hal ini tentu saja membuat mie instan tinggi kalori yang mana bila berlebih dapat memicu kadar lemak darah yang tinggi.

Bumbu pelengkapnya pun tak luput dari permasalahan kesehatan. MSG pada bumbu pelengkap mie instan dapat menimbulkan ketagihan. Kandungan garam yang tinggi pada bumbu pelengkap mie instan juga dapat menyebabkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke. 

Pengawet yang digunakan pada produk mie instan juga dapat menimbulkan potensi kanker. Mie instan juga minim kandungan protein, vitamin, dan mineral. Jika kita mengonsumsi mie instan dalam jangka waktu lama tanpa dibarengi pemenuhan gizi seimbang, sudah dipastikan kita mengalami malnutrisi.

Mengetahui fakta tersebut, orang-orang tak kehabisan akal. Banyak dari mereka mencampurkan mie instan dengan sayuran dan berbagai bahan makanan yang mengandung protein. 

Tidak hanya untuk menambah nilai gizi, menambahkan bahan makanan tersebut dalam mie instan juga diyakini memberi tambahan kenikmatan rasanya. 

Bahan makanan yang sering dicampurkan bersama mie instan adalah telur, olahan daging seperti bakso, sosis, & kornet, serta berbagai macam sayuran seperti caisim, kol, dan yang lainnya.

Meskipun bahan makanan bergizi dapat ditambahkan pada seporsi mie instan, hal itu tentu tidak mengurangi potensi bahaya kesehatannya. Jika tetap dikonsumsi setiap hari, penambahan bahan makanan bergizi juga tak berpengaruh banyak. 

Dengan menakar konsumsi mie instan yang hanya 1-2 kali perminggu atau mungkin perbulan sangatlah bagus. Selagi jumlah konsumsi mie instan terkontrol, potensi bahaya kesehatan juga akan semakin minim. 

Tapi yang perlu diingat, mie instan bukanlah makanan pokok. Masih banyak makanan yang dapat dikonsumsi selain mie instan yang memiliki nilai gizi lebih tinggi dan kenikmatan rasa yang tidak kalah. Pada akhirnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan sesuai denga apa yang dibutuhkan tubuh adalah kuncinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun