Bumbu pelengkapnya pun tak luput dari permasalahan kesehatan. MSG pada bumbu pelengkap mie instan dapat menimbulkan ketagihan. Kandungan garam yang tinggi pada bumbu pelengkap mie instan juga dapat menyebabkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.Â
Pengawet yang digunakan pada produk mie instan juga dapat menimbulkan potensi kanker. Mie instan juga minim kandungan protein, vitamin, dan mineral. Jika kita mengonsumsi mie instan dalam jangka waktu lama tanpa dibarengi pemenuhan gizi seimbang, sudah dipastikan kita mengalami malnutrisi.
Mengetahui fakta tersebut, orang-orang tak kehabisan akal. Banyak dari mereka mencampurkan mie instan dengan sayuran dan berbagai bahan makanan yang mengandung protein.Â
Tidak hanya untuk menambah nilai gizi, menambahkan bahan makanan tersebut dalam mie instan juga diyakini memberi tambahan kenikmatan rasanya.Â
Bahan makanan yang sering dicampurkan bersama mie instan adalah telur, olahan daging seperti bakso, sosis, & kornet, serta berbagai macam sayuran seperti caisim, kol, dan yang lainnya.
Meskipun bahan makanan bergizi dapat ditambahkan pada seporsi mie instan, hal itu tentu tidak mengurangi potensi bahaya kesehatannya. Jika tetap dikonsumsi setiap hari, penambahan bahan makanan bergizi juga tak berpengaruh banyak.Â
Dengan menakar konsumsi mie instan yang hanya 1-2 kali perminggu atau mungkin perbulan sangatlah bagus. Selagi jumlah konsumsi mie instan terkontrol, potensi bahaya kesehatan juga akan semakin minim.Â
Tapi yang perlu diingat, mie instan bukanlah makanan pokok. Masih banyak makanan yang dapat dikonsumsi selain mie instan yang memiliki nilai gizi lebih tinggi dan kenikmatan rasa yang tidak kalah. Pada akhirnya mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan sesuai denga apa yang dibutuhkan tubuh adalah kuncinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H