Hakikat Dua Tangan
Tuhan menciptakan manusia dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Maha dasyat penciptaanNya dengan segala garis tangan kehidupan manusia itu masing-masing.Â
Setiap organ tubuh manusia memiliki maksud dan tujuannya, termasuk dua tangan. Mungkin kita pernah dengar dan meyakininya bahwa ciptaan Tuhan tak ada yang pernah sia-sia. Begitu pula dengan kedua tangan yang kita miliki.Â
Ketika manusia tumbuh dewasa akan sadar dan memahami hakikat kedua tangan. Satu untuk membantu dirimu sendiri, dan yang lain untuk membantu orang lain.
Seperti kata Audrey Hepburn merupakan bintang film Hollywood berkebangsaan Inggris, balerina, peragawati dan pekerja kemanusiaan bahwa mereka diciptakan agar kamu bisa berkontribusi bagi dirimu dan lingkunganmu.
Ungkapan kata-kata tersebut mengingatkan Tuhan menciptakan manusia bukan hanya untuk diri sendiri melainkan ada seseorang yang membutuhkan kita. Hubungan manusia yang bersifat vertikal (hablumminallah)dan horizontal (hablumminannaas). Hubungan vertikal adalah hubungan antara individu dengan Tuhan, sedangkan hubungan horizontal adalah hubungan antar-makhluk. Pembagian ini menjadi begitu populer di kalangan manusia. Namun, popularitas pembagian tersebut, saya rasa memiliki permasalahan. Masalah yang saya maksud adalah ketika pembagian tersebut seolah-olah menegaskan keterpisahan hubungan ketika suatu hubungan sedang terjadi.
Problem ini ditimbulkan ketika sekularisme mulai membagi wilayah aktivitas manusia menjadi privat dan publik. Wilayah privat adalah wilayah yang berkaitan dengan urusan pribadi dan hubungan dengan Tuhan masuk dalam wilayah ini. Kemudian wilayah publik adalah wilayah yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain. Pembagian hubungan dengan Tuhan dan hubungan dengan manusia, membuat diri manusia menjadi retak atau terbelah dua.
Pertanyaan yang muncul dalam benak kita adalah "vertikal atau horizontal dulu?"
Seharusnya hubungan itu harus seimbang tidak boleh berat sebelah, baik hubungan sifatnya vertikal maupun horizontal. Dalam kehidupan bermasyarakat, hubungan sosial yang dilakukan individu merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan keberadaannya. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam hal kuantitas dan kualitas, juga intensitas hubungan sosial yang dilakukannya, sekalipun terbuka luas peluang individu untuk melakukan hubungan sosial secara maksimal. Hubungan tersebut bukan hanya melibatkan dua individu, melainkan juga banyak individu. Hubungan antar individu tersebut akan membentuk hubungan sosial yang sekaligus merefleksikan terjadinya pengelompokan sosial dalam kehidupan masyarakat. Pengertian hubungan sosial mengacu pada hubungan sosial yang teratur, konsisten, dan berlangsung lama.Â
Sejatinya dua tangan adalah memberi dan menerima atau mengengam dan melepaskan. Hidup bukan hanya memikirkan persoalan dunia melainkan juga kehidupan setelah mati yang dikenal sebagai akhirat. Esensi menjadi manusia seutuhnya adalah dengan terus belajar menjadi manusia yang lebih  baik bukan karena tuntutan orang lain ataupun diterima orang lain sehingga kita menjadi munafik tetapi perubahan kemenjadian manusia adalah karena keinginan diri sendiri.