Mohon tunggu...
Ilham
Ilham Mohon Tunggu... Wiraswasta - Seorang blogger.

Saya suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bahaya Scroll YouTube Terlalu Lama!

1 Juni 2022   18:03 Diperbarui: 1 Juni 2022   18:12 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jangan terlalu lama saat sedang scroll-scroll di aplikasi YouTube atau mencari video untuk ditonton.

Kenapa?

Itu karena kamu akan semakin mencari-cari video untuk ditonton kalau tidak cepat-cepat menentukan mana video yang akan ditonton.

Ada banyak sekali video yang bisa kamu pilih di beranda YouTube, bukan?

Nah, jika kamu tidak menentukan lebih dulu video apa yang akan kamu tonton sebelum masuk ke aplikasi YouTube maka, bisa saja kamu akan mengalami, "paradoks pilihan."

"Semakin banyak pilihan yang diberikan, maka; kamu akan semakin pusing untuk menentukan mana pilihan terbaik yang harus kamu ambil."

Inilah mengapa menentukan tujuan lebih dulu akan menyelamatkanmu dari paradoks pilihan.

Saya sendiri mengatakan hal ini karena sudah pernah mengalaminya sendiri, jadi, buat kamu yang masih belum mengerti, tapi sudah merasakan, saran saya; hati-hati, sob dengan paradoks pilihan ini.

Ada banyak sekali pengguna aplikasi YouTube di dunia ini, jadi kemungkinan besar, banyak sekali orang-orang yang pasti akan mengalaminya, entah mereka sadar atau tidak.

Saya tidak mengatakan kalau aplikasi YouTube itu tidak baik, saya hanya ingin mengatakan kepada kalian saja yang menggunakan aplikasi ini; untuk berhati-hati agar tidak masuk ke dalam peperangan dengan psikologismu sendiri dan akhirnya malah stres, bukannya bahagia.

YouTube dibuat untuk aplikasi hiburan kita semua, jadi, gunakan juga aplikasi ini sesuai dengan tujuan para pengembangnya, bukan malah dijadikan untuk membuat diri sendiri stres dan juga kecanduan.

Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, bahkan jika itu adalah rasa sakit sekalipun.

Seimbangkan saja antara menghibur diri dengan rasa sakit dalam kehidupan ini, jangan terlalu fokus mengejar salah satunya. Seimbangkan saja, sob. 

Berlatihlah untuk mengendalikan diri agar tidak masuk ke dalam sebuah paradoks pilihan, setelah kamu sudah bisa menguasai dirimu sendiri, ajarkan juga kepada orang lain, terutama orang-orang yang ada di dekatmu, yaitu keluarga.

Jangan sampai kita dikendalikan oleh aplikasi, tapi sebaliknya; kita harus mengendalikan diri agar bisa mengendalikan aplikasi yang kita install di ponsel kita ini.

Gunakan Aplikasi untuk Tujuan yang Baik dan Juga Benar


Entah kalian menggunakan aplikasi YouTube, WhatsApp, maupun TikTok; selalu milikilah tujuan yang baik dan juga benar.

Jika kamu adalah seorang YouTuber, buatlah konten yang menarik, tapi tetap memiliki sebuah pesan, atau yang mengedukasi; boleh yang tersirat atau yang sebaliknya.

Jika kamu suka sekali menggunakan aplikasi WhatsApp, dan ingin mendapatkan uang atau penghasilan dari situ; bagaimana kalau kamu memulai sebuah bisnis online saja?

Kamu bisa menjual sesuatu, misalnya buku, atau sepatu, atau apapun itu; yang penting bisa berguna dan bermanfaat bagi orang lain, bukan malah sesuatu yang berbahaya seperti narkoba dan semacamnya.

Jangan juga mencuri sepasang sandal, lalu menjualnya di toko online-mu itu, sob. Ha-ha.

Dan untuk yang terakhir, yaitu TikTok, hmm... saya tidak mempunyai ide untuk aplikasi yang satu ini.

Mungkin pesan saja dari saya, jangan merekam diri sendiri saat sedang berjoget atau bergoyang dengan gaya yang tidak baik, atau; ehem, senooh.

Banyak anak-anak kecil yang juga menggunakan aplikasi ini, Mbak. Bisa-bisa nanti malah pada nonton dan menirukannya.

Haduh...

Jangan mencemari nama baik pengembang aplikasinya, jangan merusak nama baik diri sendiri, dan jangan juga merusak nama baik negara kita Indonesia yang tercinta ini.

Membuat sebuah konten boleh-boleh saja, tapi tetap patuhi peraturannya, membuka toko online, lalu menjual sesuatu juga boleh-boleh saja, tapi tetap jual hal-hal yang baik dan juga benar.

Dan, berjoget atau bergoyang boleh-boleh saja, tapi tetap perhatikan gaya dan juga gerakannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun