Mohon tunggu...
mansurni abadi
mansurni abadi Mohon Tunggu... psikolog -

“Be aware of this truth that the people on this earth could be joyous, if only they would live rationally and if they would contribute mutually to each others' welfare. This world is not a vale of sorrows if you will recognize discriminatingly what is truly excellent in it; and if you will avail yourself of it for mutual happiness and well-being. Therefore, let us explain as often as possible, and particularly at the departure of life, that we base our faith on firm foundations, on Truth for putting into action our ideas which do not depend on fables and ideas which Science has long ago proven to be false.”

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Generasi Milenial dan Penyadaran Kesehatan Mental

14 Januari 2018   11:12 Diperbarui: 14 Januari 2018   11:38 3153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun  meskipun masih terdapatnya masalah yang rumit yang datang dari  masyarakat dan pemerintah terkait penanganan dan tanggapan mereka  terhadap kesehatan mental itu sendiri  ada secercah harapan yang muncul  untuk perubahan yang lebih baik datang dari  generasi milineal indonesia  dalam bentuk banyaknya  gerakan sosial berbasis kesehatan mental.

karena terpengaruh oleh kesadaran global untuk peduli dengan isu -- isu  seputar gangguan  kesehatan mental yang tidak lepas dari pengaruh makin  boomingnnya tujuan pembangunan  global yang makin hari makin populer  dibumikan dalam tataran praktik maupun teoritik , tentunya pembentukan  berbagai gerakan sosial ini menandakan makin masifnya proses penyadaran  terkait isu kesehatan mental disamping kesehatan fisik  dikalangan  generasi milinieal yang patut diapresiasi dan dikelola dengan baik.

Para Generasi milinieal yang ambil bagian dalam pencapaian tujuan  pembangunan indonesia yang berkelanjutan pada tahun 2030 tentunya pasti  tidak asing dengan komunitas sosial berbasis kesehatan mental yang sudah  berreputasi nasional dan menjadi bagian dari organisasi independen  dalam membantu pemerintah meningkatkan kesadaran tentang kesehatan  mental.

 memmperkuat basis penyadaran di masyarakat seperti Into the  light ( pencegahan bunuh diri),komunitas peduli skizofernia  indonesia ,  Komunitas bipolar care indonesia, komunitas gerd Anxiety indonesia,  Komunitas yuk happy, indonesia mental health care comunity, dan lain  sebagainya.

Berkembangnya komunitas kesehatan mental yang diinisiasi oleh para  pemuda di kota-kota besar di indonesia dan keberhasilan mereka  yang  bisa   mendapatkan  pengaruh di tingkat nasional menjadi daya dorong   kepada para pemuda di tingkat daerah untuk berbuat hal yang sama, dengan  mendirikan banyak sekali gerakan sosial yang sudah berbentuk organisasi  maupun hanya komunitas non formal yang berbasis pada kesehatan mental.

Sejauh ini ada 4 hal yang sudah dilakukan oleh gerakan sosial  berbasis kesehatan mental yang digerakkan oleh generasi milineal baik  ditingkat lokal maupun nasional   diantaranya ,menjadi fasilitator  atau  penghubung antara pihak penderita gangguan jiwa dengan instansi  kesehatan terkait, mengadvokasi dan mensosialisasikan pentingnya  kesadaran terhadap kesehatan mental di akar rumput, membentuk lingkar  studi yang terbuka untuk umum terkait isu-isu kesehatan mental , dan  yang terakhir membentuk komunitas antar penderita gangguan mental  sendiri untuk saling mendukung dan menguatkan.

Untuk kedepannya gerakan sosial kesehatan mental yang digerakkan oleh  generasi milinieal baik ditingkat nasional maupun lokal harus   melakukan gebrakan lainnya untuk tetap eksis menjadi mita pemerintah  dan masyarakat  misalnya dalam bentuk pembentukan forum antar komunitas  kesehatan mental sehingga tercipta koneksi yang kuat  antar komunitas  yang bergerak dalam bidang yang sama , membuat forum dialog untuk sarana  dengar pendapat antara pemerintah dan element masyarakat  guna   meningkatkan pelayananan dan kesadaran  kesehatan mental, mendirikan  gerakan literasi baik digital maupun non digital berbasis kesehatan  mental, mendorong adanya kerjasama yang intens antara himpunan profesi  kesehatan jiwa dengan komunitas sosial yang berbasis kesehatan jiwa di  akar rumput, dan yang paling penting mengkoneksikan gerakan sosial  kesehatan jiwa indonesia dengan gerakan sosial kesehatan jiwa  internasional untuk menguatkan basis pemahaman.

Selain itu pula para generasi milinieal yang ambil bagian dalam  gerakan sosial berbasis kesehatan mental hendaknya harus mulai  memperlengkapi dirinya dengan komunikasi yang baik , keilmuwan yang  mumpuni, dan semangat kerelawanan yang tinggi sehingga apa yang  dilakukannya tidak bergantung kepada momentum tetentu  ataupun hanya  untuk mengejar riwayat hidup atau bahasa populernya " Cv hunter " saja ,  tetapi harus digerakkan dari hati nurani untuk membantu memulihkan  kembali fitrah kemanusiaan mereka yang menderita gangguan jiwa dengan  cara -- cara yang manusiawi, karena gangguan mental yang terjadi pada  sebagian manusia lambat laun akan berpengaruh pada diri kita sendiri dan  generasi selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun