Yuval Noah Harari mungkin nama ini tidak terlalu dikenal dikalangan akademisi di indonesia apalagi mahasiswa di indonesia,Dia sendiri adalah seorang Profesor dan sekaligus juga pengajar di universitas yerussalem,Israel dalam bidang sejarah. Saya sendiri mengenal karyanya baru pada tahun 2015 saat berdiskusi dengan teman dari israel dijakarta yang dimana kami membahas beberapa karya terbaru dari ilmuwan yahudi dan Dari diskusi tersebut saya kenal dengan salah satu buku hasil pemikiran Yuval Noah Harari yang berjudul Sapiens: A Brief History of Humankind.
Sebuah buku yang awalnya ditulis oleh Yuval Noah Harari untuk mengajar mahasiswanya sebagai modul saja dalam Bahasa Ibrani namun secara tidak terduga buku tersebut banyak dibaca oleh orang israel dan menduduki 10 top buku di israel sebelum menjadi best seller dunia dikarenakan didalam buku ini Yuval Noah Harari mencoba untuk menyederhanakan dan menjelaskan sejarah umat manusia dalam berbagai segi dari mulai ekonomi, sosial, psikologi, agama, filsafat sampai kepada antropologi dan juga politik yang membawa suasana ketertarikan bagi mereka yang membacanya.
Dalam bukunya yang terdiri dari 4 bagian dengan 20 bab yang menjelaskan perjalanan sejarah manusia yang dia bagi menjadi 4 tahapan yaitu revolusi kognitif,revolusi pertanian, bersatunya manusia,dan yang terakhir revolusi sains.
Yang menarik dari bukunya pada pada Bagian ke 4 yaitu pada Revolusi Sains pada Bab 16 ada sebuah tema menarik yang dibahas oleh Yuval Noah Harari yaitu THE CAPITALIST CREED atau kredo kapitalis yang terdiri dari 4 judul pembahasan yaitu menanam kue ( baca modal ) yang bertumbuh,columbus mencari investor,atas nama kapital,berhala pasar bebas, dan neraka kapitalisme . Dalam bagian menaman kue ( baca modal ) yang bertumbuh Yuval Noah Harari menjelaskan soal sistem ekonomi modern sesungguhnya dan bagaimana nasib manusia pada era ekonomi modern.
Mengutip dari bukunya pada Bagian 4 bab 16 pada pembahasan menaman kue ( baca modal ) yang bertumbuh Yuval noah menjelaskan “Yet to understand modern economic history, you really need to understand just a single word. The word is growth. For better or worse, in sickness and in health, the modern economy has been growing like a hormone-soused teenager. It eats up everything it can find and puts on inches faster than you can count” untuk memahami perekenomian modern maka kata yang harus dikenal adalah pertumbuhan baik dalam hal kemalangan maupun keberuntungan.
Lalu dilanjutkan dengan “For most of history the economy stayed much the same size. Yes, global production increased, but this was due mostly to demographic expansion and the settlement of new lands. Per capita production remained static. But all that changed in the modern age. In 1500, global production of goods and services was equal to about $250 billion; today it hovers around $60 trillion. More importantly, in 1500, annual per capita production averaged $550, while today every man, woman and child produces, on the average, $8,800 a year. 1 What accounts for this stupendous growth?” menurutnya ekonomi di sepanjang sejarah sebenarnya tetap sama tapi di zaman ini produksi meningkat namun itu karena ekspansi secara demograsis dan pembukaan lahan baru yang ikut menyumbang kenaikan produksi namun secara garis besar perkapita tetap namun saat ini ada lonjakan yang drastis dalam produksi barang dan jasa dan kelonjakannya terjadi secara cukup signifikan.
Kenaikan cukup signifikan tersebut menurut Yuval Noah Harari karena berkembanganya sistem kredit menarik untuk dibahas karena menurutnya sistem kredit yang berkembang telah ikut andil dalam menaikkan produksi barang dan jasa tapi disatu sisi membuat manusia terjebak namun tetap nyaman dalam keterjebakannya untuk terus tengelam dan tenggelam dalam pemakaian kredit tanpa batas.lebih lanjut Yuval Noah Harari menjelaskan “ The way out of the trap was discovered only in the modern era, with the appearance of a new system based on trust in the future. In it, people agreed to represent imaginary goods – goods that do not exist in the present – with a special kind of money they called ‘credit’. Credit enables us to build the present at the expense of the future. It’s founded on the assumption that our future resources are sure to be far more abundant than our present resources. A host of new and wonderful opportunities open up if we can build things in the present using future income”.
Kredit, menurutnya memungkinkan kita untuk membangun masa kini yang lebih baik tapi mengorbankan masa depan. namun asumsi yang sudah terlanjur tertanam menyatakan kebalikannya bahwa sumber daya masa depan kita pasti akan jauh lebih banyak daripada sumber daya kita sekarang. Sejumlah peluang baru dan indah membuka jika dan kita dapat membangun hal-hal di masa sekarang menggunakan pendapatan masa depan dimana pendapatan masa depan akan lebih cerah dari pendapatan sekarang.
Banyak orang menganggap kredit itu baik namun lebih lanjut Yuval Noah menjelaskan “jika kredit adalah suatu hal yang indah, mengapa tidak ada yang memikirkan itu sebelumnya? Tentu saja sudah mereka lakukan. Pengaturan kredit dari satu jenis atau lain telah ada dalam semua kebudayaan manusia dikenal, kita harus melihat kembali Sumeria kuno. Masalah di era sebelumnya tidak ada yang memiliki ide atau tahu bagaimana menggunakannya. Itu yang menyebabkan orang jarang ingin memperpanjang banyak kredit karena mereka tidak percaya bahwa masa depan akan lebih baik daripada saat ini. Mereka umumnya percaya bahwa masa lalu telah lebih baik daripada masa depan dan ada anggapan bahwa masa depan akan jauh lebih buruk. mereka percaya bahwa jumlah total kekayaan terbatas, jika tidak berkurang. Oleh karena itu orang menganggap hal itu sebagai taruhan yang buruk untuk menganggap bahwa mereka secara pribadi, atau kerajaan mereka, atau seluruh dunia, akan menghasilkan lebih banyak kekayaan sepuluh tahun ke depan. Bisnis tampak seperti zero-sum game. Tentu saja, keuntungan dari satu toko roti tertentu mungkin naik, tetapi hanya dengan mengorbankan toko roti sebelah. Venice mungkin berkembang, tetapi hanya dengan memiskinkan Genoa. Raja Inggris mungkin memperkaya diri, tetapi hanya dengan merampok raja Perancis. Anda bisa memotong kue (baca modal) dalam berbagai cara, tetapi tidak pernah mendapat lebih besar”.
Itu sebabnya banyak budaya menyimpulkan bahwa membuat bundelan atau berkas uang itu berdosa. Seperti kata Yesus, "Lebih mudah seekor unta untuk melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah (Matius 19:24). Jika besarnya kue ( baca modal ) tetap , dan saya memiliki sebagian besar dari itu, maka saya telah mengambil sepotong milik orang lain. Orang kaya diwajibkan untuk melakukan penebusan dosa atas perbuatan jahat mereka dengan memberikan beberapa kekayaan surplus mereka untuk amal. Tapi Jika potongan kue ( baca modal ) didunia global ukurannya sama, tidak ada margin untuk kredit, Kredit adalah perbedaan kue ( baca modal ) antara hari ini dan hari esok . Menurut Yuval Noah Harari perbedaan dulu dan sekarang adalah pada penekanan kepercayaan pada masa depan jika dizaman dahulu orang tidak mudah percaya akan kondisi masa depan yang lebih baik kalau menyangkut soal ekonomi tapi di era modern ini dengan Dokrin yang sudah tersistematis dengan memainkan sistem kepercayaan orang agar semakin percaya jika masa depan itu lebih baik dan akan lebih baik dan pasti lebih baik dan ketika kekhawatiran itu dihilangkan maka manusia akan memakai modal hari ini yang harusnya menjadi penentunya di masa depan untuk dihabiskan oleh kapitalisme padahal secara tidak langsung dia sudah membuat masa depannya suram.saran dari Yuval Noah Harari sendiri ada selalu perkuat sistem kepercayaan anda agar tidak mudah terdokrin untuk lebih jelasnya apa itu sistem kepercayaan mungkin anda perlu baca pada artikel belief system yangt terdapat di internet.
reference :
http://erenow.com/common/sapiensbriefhistory/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H