Perlu untuk dicamkan oleh pihak PLN dan seharusnya mereka semua sangat tahu arti strategisnya listrik baik itu bagi masyarakat dan juga bagi bangsa dan negeri ini, bagi masyarakat ketidakpastian dan ketidakkonsistenan ketersediaan listrik itu sangat berpengaruh tidak saja pada aktifitas ekonomi masyarakat, tapi juga aktifitas-aktifitas sosial, budaya bahkan sampai pada masalah kesehatan seperti yang dialami oleh pasien di RSUP bahteramas Kota Kendari yang mengandalkan pasokan listriknya pada PLN karena tidak memiliki generator pembangkit sendiri.
Apa yang menjadi keluhan masyarakat seharusnya tidak perlu telinga bagi "pihak" PLN untuk mendengarkannya karena mereka seharusnya sudah tahu sestrategis apa itu listrik bagi kehidupan ini. Pernah waktu krisis listrik melanda daerah ini disekitar tahun 2009 sebelum PLTU Nii Tanasa dibangun, seorang pejabat penting di daerah ini bersama dengan seorang petinggi di PLN mencoba memberi pemahaman dan meminta masyarakat bersabar dengan kondisi yang ada dan berterima kasih kepada PLN, kenapa ? alasan mereka berdua bahwa jika tidak ada PLN maka kita akan memperoleh listrik dengan generator, yang mereka kalkulasikan 1 jam butuh beberapa liter BBM x 24 jam x harga BBM x 1 bulan, hasilnya jutaan rupiah yang jangankan masyarakat biasa seorang pejabat pun tentunya berat, suatu ilustrasi yang betul tapi pastinya tidak benar, karena disinilah strategisnya listrik bagi rakyat dan yang butuh listrik murah dan terjangkau bagi rakyat adalah Pemerintah atau Negara, bisa anda bayangkan bagaimana akan terbelakangnya kita jika tidak punya akses pada ketersediaan listrik, kondisi sekarang saja kita sudah mulai ketinggalan dengan negara-negara tetangga apalagi kalau ketersediaan listrik seperti ilustrasi yang diatas pakai generator sendiri. Ada juga yang bilang sabar, nenek moyang kita dulu tanpa listrik juga bisa merdeka mengalahkan dan mengusir penjajah, memang betul tapi seandainya nenek moyang kita dulu yang temukan dan memanfaatkan listrik maka kitalah yang akan menjajah negara-negara penjajah itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H