Mohon tunggu...
M. Anshari Akbar
M. Anshari Akbar Mohon Tunggu... Freelancer - Penikmat Sepakbola

Penikmat Sepakbola

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

AC Milan Bangkit! Inilah Aktor Sesungguhnya

1 Desember 2020   22:13 Diperbarui: 1 Desember 2020   22:14 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penampilan apik AC Milan pada paruh kedua musim lalu hingga awal musim ini membuat beberapa orang menyebutnya sebagai kebangkitan AC Milan. 

Bukan tanpa alasan, jika dilihat dalam beberapa tahun terakhir kemarin, AC Milan selalu terpuruk di kompetisi domestik dan selalu berkutat dengan masalah internal hingga perubahan manajemen yang seolah tidak ada solusinya. 

Namun pada 2 musim kompetisi terakhir ini setidaknya manajemen klub sudah berjalan dengan baik serta harmonisasi di lapangan juga cukup terjaga. 

Saat ini AC Milan berada di puncak klasemen sementara Serie A Liga Italia dengan 23 poin dengan meninggalkan Inter Milan pada posisi kedua dengan 18 poin.

Untuk saat ini, komposisi di manajemen klub dinilai sudah cukup baik untuk mengatasi masalah internal klub. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat baik bagi mentalitas para pemain di lapangan agar tidak terpangaruh oleh masalah internal manajemen klub dan hanya fokus pada pertandingan di lapangan. 

Komposisi pemain di lapangan juga dinilai sudah cukup baik untuk kembali bangkit meski di beberapa lini masih ada yang dinilai sedikit kurang. 

Gabungan antara pemain muda potensial dan beberapa pemain senior yang memberikan kekuatan mental bagi para pemain di lapangan, merupakan komposisi yang sangat baik bagi tim.

Peran Zlatan Ibrahimovic sebagai pemain senior dalam skuad sangat signifikan dalam membentuk mental bertanding para pemain. Dan tidak dapat dipungkiri bahwa awal kebangkitan AC Milan adalah sejak striker berusia 39 tahun tersebut kembali bergabung dengan AC Milan pada bursa transfer musim dingin Januari 2020. 

Namun bukan hanya Ibrahimovic pemain senior yang sangat berperan di skuad rossoneri musim ini, di lini belakang ada nama Simon Kjaer.

Zlatan Ibrahimovic dan Simon Kjaer./Sumber : Getty Images
Zlatan Ibrahimovic dan Simon Kjaer./Sumber : Getty Images
Simon Kjaer merupakan aktor sesungguhnya dibalik kebangkitan AC Milan musim ini. Keputusan manajemen AC Milan meminjam Kjaer dari Sevilla pada Januari 2020 lalu, awalnya merupakan keputusan yang tidak didukung banyak pihak. 

Selain karena sudah cukup senior, yang tidak sesuai dengan profil skuad AC Milan secara umum, statistik Kjaer juga tidak memuaskan ketika dipinjam oleh Atalanta pada paruh pertama musim lalu. 

Hal ini menjadikan kapten utama timnas Denmark ini tidak dibebankan ekspektasi tinggi, karena hanya mengisi kekosongan slot bek tengah yang saat itu beberapa bek tengah AC Milan lainnya sedang cedera.

Namun penampilan luar biasa pemain berusia 31 tahun ini membuat banyak pihak terkesima dan menilai lini belakang AC Milan sudah cukup baik saat ini. Duet apiknya dengan kapten AC Milan, Alessio Romagnoli, membuat lini pertahanan tim pada paruh kedua musim lalu tampil kokoh dan sangat susah dilewati oleh striker lawan.

Hal ini membuat manajemen AC Milan memilih opsi untuk membeli Simon Kjaer secara permanen dari Sevilla dan tidak ragu menyodorkan kontrak selama 2 musim sampai Juni 2022. 

Tentu kebijakan ini cukup berbeda dari visi manajemen AC Milan yang ingin mengembangkan talenta muda dalam skuad. Keputusan memberikan kontrak selama 2 musim kepada pemain senior merupakan keputusan yang sangat berani yang dilakukan oleh manajemen rossoneri.

Simon Kjaer./Sumber : Spada LaPresse dalam Rossoneriblog
Simon Kjaer./Sumber : Spada LaPresse dalam Rossoneriblog

Kompetisi Serie A sendiri bukanlah hal yang baru bagi Simon Kjaer, karena klub pertama yang memboyong Kjaer keluar dari kompetisi Liga Denmark adalah klub Italia yaitu Palermo pada musim 2008/2009. 

Saat itu Simon Kjaer mampu tampil luar biasa bersama Palermo dengan mencatatkan 65 caps selama 2 musim kompetisi. Hal ini membuat klub Jerman, Wolfsburg, tidak ragu memboyong pemain kelahiran Kota Horsens, Denmark, ini pada musim 2010/2011. 

Namun sayangnya Simon Kjaer tidak mampu berkembang dengan baik di tanah Jerman, dan akhirnya Kjaer hanya dipinjamkan ke AS Roma dan akhirnya dijual ke klub Prancis, Lille.

Pemain terbaik Denmark tahun 2009 ini kembali menemukan bentuk permainan terbaiknya bersama Lille. Hal ini membuat klub Turki, Fenerbahce berminat merekrut sang pemain dan akhirnya berhasil memakai kostum Fenerbahce pada musim 2015/2016. 

Bersama klub Turki tersebut, pemain kelahiran 26 Maret 1989 ini tampil apik dan konsisten dengan membukukan 88 caps di semua kompetisi. Hal ini membuat klub Spanyol, Sevilla, akhirnya membeli Simon Kjaer dari Fenerbahce dengan harga yang cukup mahal yaitu 11,25 juta euro.

Simon Kjaer berbincang dengan striker timnas Prancis, Olivier Giroud, pada pertandingan di ajang World Cup 2018./Sumber : Goal.com
Simon Kjaer berbincang dengan striker timnas Prancis, Olivier Giroud, pada pertandingan di ajang World Cup 2018./Sumber : Goal.com

Namun sayangnya pemilik 102 caps bersama timnas Denmark ini tidak mampu tampil baik bersama Sevilla dan mengalami penurunan harga pasar yang cukup signifikan. Sampai akhirnya dipinjamkan ke Atalanta pada awal musim lalu dan hanya tampil pada 6 laga bersama klub Italia tersebut. 

Hal ini membuat beberapa pihak meragukan kualitas Simon Kjaer saat awal bergabung dengan AC Milan, karena pemain Denmark ini sedang mengalami penurunan performa saat itu. Akan tetapi semua keraguan tersebut mampu ditepis oleh Simon Kjaer di atas lapangan bersama skuad rossoneri.

Meski dari data statistik secara keselurahan karirnya bersama beberapa klub Simon Kjaer kurang memuaskan, namun mentalnya sebagai pemain yang berlabel timnas serta menjadi kapten utama timnas Denmark, sangat luar biasa. Karena alasan mental bertanding yang hebat, membuat Paolo Maldini memilih Simon Kjaer sebagai "pemimpin mental" di lini belakang. 

Dengan adanya Simon Kjaer yang lebih senior, Alessio Romagnoli, Davide Calabria, Theo Hernandez, dan Gianluigi Donnarumma dinilai tampil lebih baik musim ini dan memiliki mental bertanding yang sangat apik.

Dari komposisi skuad yang ada, dapat diketahui bahwa masalah utama AC Milan dalam beberapa musim sebelumnya adalah masalah mental bertanding. 

Jika para pemain muda memiliki skill yang luar biasa, maka pemain senior yang akan memberikan kekuatan mental bertanding bagi para pemain muda di lapangan. Sehingga dapat diketahui bahwa Simon Kjaer adalah salah satu aktor yang membuat AC Milan bangkit musim ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun