Mohon tunggu...
Mansar Hugo
Mansar Hugo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gerakan Literasi Menuju Manusia Cerdas: Perspektif Kritis Pendidikan Guru di Wilayah 3T

26 November 2018   10:30 Diperbarui: 26 November 2018   10:33 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

III.3 Literasi Dasar

Kemampuan literasi dasar adalah titik awal dari proses melek huruf dan mencakup empat aspek, yaitu mendengar, mengucap, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut dijabarkan menjadi (1) mendengar. Teknis: mencakup pengetahuan kesadaran bunyi, yaitu pengetahuan mengenai bunyi bahasa (struktur bahasa berdasarkan bunyi seperti bunyi huruf, bunyi suatu kalimat sesuai dengan tanda bacanya, bunyi kata, dan seterusnya; Pemahaman: mencakup kemampuan untuk mengerti apa yang didengar; (2) mengucap. Teknis: mencakup kemampuan untuk berbicara dengan baik pelafalan, ekspresi, intonasi, dan volume suara; Pemahaman: mencakup kemampuan untuk mengkomunikasikan pemikiran dengan baik dalam bentuk ucapan, misalnya mampu memilih kata yang tepat, menyusun kalimat dengan baik dan runut dalam berbicara; (3) membaca. Teknis: mencakup pengetahuan kesadaran cetak seperti mengetahui arah dan membaca teks yang tercetak, jenis huruf besar atau kecil dan penempatannya, struktur bahasa yang tercetak yaitu, kalimat, kata, suku kata, tanda baca, dan lain-lain, dan kemampuan merangkai huruf yang tercetak (membaca rangkaian huruf menjadi kata) dengan baik; Pemahaman: mencakup kemampuan untuk mengerti apa yang dibaca; dan (4) menulis. Teknis: mencakup kemampuan untuk menuliskan secara benar unsur-unsur dan struktur bahasa; Pemahaman: mencakup kemampuan untuk memahami bahwa suatu pemikiran simbol yang memiliki peraturan. Salah satu tanda awal yang menunjukkan bahwa anak usia dini memahami hal ini, adalah mereka dapat mengekspresikan pemikiran mereka melalui 'peniruan tulisan' yang biasa jadi mengikuti ataupun tidak mengikuti aturan-aturan dasar dalam sistem bahasa (Suciati, dkk., 2015:1; ; Warami 2016).).

III.4 Komponen Literasi

Dalam pengajaran literasi, ada 6 (enam) komponen literasi yang dapat membantu sehingga tujuan pengajaran literasi itu dapat tercapai. Keenam komponen itu dapat diuraikan sebagai berikut: (1) pengetahuan alfabet, yakni pengetahuan tentang huruf-huruf yang ada dalam alfabet (nama, bentuk, dan bunyi), (2) kesadaran cetak, yakni pengetahuan tentang bentuk dan fungsi dari tulisan, (3) fonologi, yakni pengetahuan tentang bunyi-bunyi bahasa: bunyi bahasa memiliki struktur dan makna, (4) fonik, yakni pengetahuan tentang bagaimana simbol-simbol bunyi (huruf) dan bunyi yang diwakilkannya 'bekerja sama' melalui aturan dan struktur dalam bahasa tersebut sehingga bahasa terucap dapat ditulis, dan bahasa tulis dapat diucap, (5) pemahaman, yakni pengetahuan tentang cara-cara memahami bacaan, dan (6) kosa kata, yakni pengetahuan tentang makna-makna kata serta aturan dan komposisinya dalam kalimat (Suciati, dkk., 2015:5; Warami 2016).

  • BACA-TULIS (MEMBACA-MENULIS) KELAS AWAL

Menurut Warami (2016) bahwa membaca-menulis permulaan merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal pada saat anak-anak mulai memasuki bangku sekolah. Pada tahap awal anak memasuki bangku di kelas 1 sekolah dasar, Membaca dan menulis permulaan merupakan menu utama. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Tujuannya agar anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambing-lambang huruf yang dibacanya tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi tersebut. Kemudian kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya.

  • PENUTUP

Kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengomuniksikan informasi untuk mengatasi berbagai persoalan merupakan prinsip dasar dari gerakan literasi. Kemampuan-kemampuan itu perlu dimiliki tiap individu (siswa) sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat dan itu menjadi bagian dari hak dasar manusia menyangkut pembelajaran sepanjang hayat.

DAFTAR RUJUKAN

Kemendikbud. 2016a. Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.

Kemendikbud. 2016b. Model Penguatan Literasi dalam Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Kemendikbud.

Suciati, Ati, dkk. 2015a. Mengembangkan Literasi Dasar Pelatihan: Panduan Peserta. Jayapura: UNICEF-DFAT-DIKNAS-Yayasan Credo.

_______________. 2015b. Paket Pemahaman. Jayapura: UNICEF-DFAT-DIKNAS-Yayasan Credo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun