Dalam upaya meningkatkan keberagaman kuliner tradisional Indonesia, sebuah inovasi menarik muncul dari para pelaku usaha mikro di desa Tugujaya. Mereka telah menciptakan rempeyek yang terbuat dari biji kacang panjang, menawarkan cita rasa unik dan nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan rempeyek konvensional.Â
Produk ini tidak hanya menjadi alternatif sehat, tetapi juga memberikan kesempatan untuk memanfaatkan bahan lokal yang sering kali terabaikan. Dengan biji kacang panjang yang kaya akan protein dan serat, inovasi ini diharapkan dapat menarik minat konsumen serta mendukung petani kacang panjang setempat. Peluncuran rempeyek ini bertujuan untuk memperkuat ekonomi lokal sekaligus melestarikan tradisi kuliner Indonesia yang kaya dan beragam.
Rempeyek kacang panjang merupakan salah satu camilan tradisional Indonesia diolah dengan berbagai variasi rasa, tekstur, dan kemasan yang lebih menarik. Selain itu, penggunaan bahan-bahan alami dan berkualitas tinggi juga perlu diperhatikan untuk meningkatkan nilai jual produk.
Tujuan kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan varian rasa baru rempeyek kacang panjang yang unik dan sesuai dengan preferensi konsumen modern, mempelajari berbagai teknik pengolahan rempeyek untuk menghasilkan tekstur yang lebih renyah dan tahan lama, dan mendesain kemasan yang menarik dan informatif untuk meningkatkan daya tarik produk di pasaran.
"Kami membuat inovasi produk ini karena yang telah kami telusuri di desa ini belum adanya inovasi berupa produk ini. Biasanya kacang panjang sendiri hanya diolah sebagai hidangan sayuran tetapi yang kami lakukan yaitu membuat kacang panjang dijadikan sebagai camilan dan bisa juga sebagai ide jualan" ungkap anisa sebagai mahsiswi KKN kelompok 1 FIPHAL.Â
"dari hasil produk inovasi kakak-kakak mahasiswa umi dan juga warga sangat termotivasi  akan ide yang telah diberikan, karena kami sendiri tidak terpikirkan bahwa kacang panjang dan juga kulitnya bisa dijadikan sebagai cemilan. Produk ini sangat bisa dijadikan ide jualan karena dari tektur sangat krispy dan rasanya juga gurih" ungkap umi  selaku warga setempat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H