Mohon tunggu...
dindin maeludin
dindin maeludin Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Badan Pusat Statistik

Pituin dari Desa Lumbungsari dan masih aktif sebagai ASN di BPS Kabupaten Ciamis.. ..belajar untuk mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi Hari Ibu: (Masihkah) Surga di Telapak Kaki Ibu

25 Desember 2023   09:47 Diperbarui: 25 Desember 2023   09:53 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"...Seperti udara kasih yang engkau berikan..Tak mampu ku membalas Ibu..."

Penggalan lirik lagu yang sangat menyentuh yang dinyanyikan oleh penyanyi legendaris Iwan Fals yang berjudul "ibu". Tentunya sang pencipta lagu mempunyai memori yang begitu menyentuh hati hingga terciptanya lirik lagu tersebut. Diakuinya bahkan terkadang tak bisa menahan air matanya ketika menciptakan lagu ini.

Lagu ini memang dipersembahkan untuk memperingati Hari Ibu yang selalu diperingati oleh masyarakat Indonesia setiap tanggal 22 Desember. Didalamnya terkandung lirik dengan makna yang mendalam.

Bahkan dalam salah satu lirikna terkandung perumpamaan yang ibaratkan bahwa seorang ibu rela berjuang mati-matian demi seorang anaknya. Disinilah terkandung filosofi bahwa kita harus bisa mengambil pelajaran agar selalu menghargai perjuangan seorang ibu yang tidak kenal lelah dalam merawat dan mendidik anaknya.

Sejarah Hari Ibu tanggal 22 Desember bermula dari Kongres Perempuan Indonesia III yang dilaksanakan di Bandung pada tahun 1938, yang kemudian ditetapkan sebagai hari nasional melalui Dekrit Presiden No. 316 Tahun 1959.

Mungkin bagi seorang ibu yang berjuang demi anaknya bukanlah pekerjaan yang mudah. Perjuangan seorang ibu dimulai dari mengandung sampai melahirkan kita ke dunia ini merupakan hal yang sangat berat, namun dengan tekad yang kuat tetap dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang. Bisa melihat anaknya tumbuh dengan baik adalah segalanya baginya. Merupakan kebahagian dan anugrah yang dimiliknya.

Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang penggalan, adalah peribahasa yang dapat diartikan bahwa cinta kasih anak kepada ibu tidak sebanyak cinta kasih ibu kepada anak.

Jaman sekarang di era globalisasi peran seorang ibu tidak bisa dianggap remeh dan dipandang sebelah mata. Seorang ibu memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Hubungan sosial anak di masa sekarang maupun dimasa depan sangat dipengaruhi oleh sosok ibu.

Seorang ibu merupakan seseorang yang senantiasa diharapkan kehadirannya bagi anaknya, ditangannya seorang anak bisa menjadi orang baik atau bahkan bisa menjadi seorang anak yang jahat. Baik buruknya perilaku anak dapat dipengaruhi oleh baik tidaknya seorang ibu yang menjadi panutan bagi anak-anaknya.

Memang sebuah tanggungjawab yang tidak ringan dan memegang peranan yang sangat penting bagi seorang ibu. Dalam pandangan islam Rasulullah Shallallahu'alaihi Wassalam memberikan penghargaan terhadap kaum ibu, bahkan pernah diriwayatkan dalam hadist Imam Ahmad bahwa Rasulullah pernah bersabda : "surga itu berada di bawah telapak kaki para ibu"

Bahkan ditegaskan dalam Al'Quran Surat Al-Ahqaf ayat 15, diperintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Anak yang tidak berbuat baik kepada orang tua menurut sebuah hadis dikategorikan sebagai anak durhaka. Menyakiti orang tua adalah dosa besar yang akan dihukum baik di dunia maupun di akhirat.

Begitu beratnya peran seorang ibu, namun apabila peran itu dilakukan dengan penuh keikhlasan dan semata-mata untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT, In Sya Allah akan diberikan kemudahan dan menjadi amal shaleh.

Wahai ibu berkahilah kami putra-putri mu dengan akhlak yang baik, budi pekerti, iman dan taqwa. Jadikanlah kami generasi emas yang akan memimpin dunia kelak.

"Ibu, berkat doamu dan kasih sayangmu, aku bisa menjadi seperti sekarang ini. Terima kasih dan selamat Hari Ibu."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun