Mohon tunggu...
dindin maeludin
dindin maeludin Mohon Tunggu... Lainnya - ASN di Badan Pusat Statistik

Pituin dari Desa Lumbungsari dan masih aktif sebagai ASN di BPS Kabupaten Ciamis.. ..belajar untuk mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sinyal Pemulihan Perkonomian Indonesia di Tengah Pandemi

30 Agustus 2021   12:00 Diperbarui: 30 Agustus 2021   12:01 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
world economic boom (free by pixabay)

Wabah pandemi Covid-19 yang melanda berbagai belahan dunia telah terbukti membawa dampak buruk bagi perekonomian dan aktivitas diberbagai sektor dan wilayah. Yang menimbulkan efek domino terhadap beberapa sektor. 

Diantaranya pemutusan hubungan kerja (PHK) dibeberapa perusahaan yang berdampak langsung pada naiknya tingkat kemiskinan diberbagai daerah.

Belum lagi dengan adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan adanya sosial distancing dan kebijakan PPKM. Hal ini membuat gerak dan mobilitas serta aktifitas masyarakat terganggu yang mengakibatkan roda perkonomian terpuruk.

Dari data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan bahwa ekonomi nasional masih tumbuh di kisaran 2,97 persen, pertumbuhan ini masih lambat jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2019 yang tumbuh positif sebesar 5,07 persen. 

Kemudian di kuartal II 2020, perekomonian Indonesia kembali terpuruk yaitu turun sebesar 5,32 persen dibandingkan kuartal yang sama ditahun 2019. Bahkan penurunan ini menurut sebagian pengamat disebutkan sebagai konstraksi ekonomi terdalam yang dialami sejak krisis moneter tahun 1998.

Meskipun struktur perekonomian Indonesia masih terus tumbuh negatif dan belum berhasil keluar dari resesi hingga tiga kuartal berikutnya, tampak bahwa geliat perekonomian telah menunjukkan sinyal pembalikan hingga menyentuh -0.74% di awal tahun 2021, seiring dengan relaksasi atas berbagai kebijakan pembatasan yang sebelumnya ditetapkan pemerintah.

Secara umum upaya untuk benar-benar pulih masih dalam kondisi normal sebelum pandemi masih jauh dari harapan. Kita semua memahami bahwa pandemi Covid-19 ini telah membuat aktivitas perkonomian di negara ini tersendat. 

Tidak hanya dari sisi demand dilihat dari sisi suplay pun mengalami kendala sehingga diperlukan effort dari pemerintah yang komprehensif dan berkesinambungan dari kedua sisi tersebut.

Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah untuk mengendalikan perekonomian agar tidak terlalu dalam memasuki fase resesi ekonomi akibat pembatasan aktivitas ekonomi. 

Pembatasan aktivitas perekonomian mulai berlaku di Indonesia sejak Bulan April 2020 dengan kemudian diterapkan relaksasi kebijakan mobilitas penduduk yang disesuaikan dengan penambahan jumlah kasus baru Covid-19 di masing-masing wilayah.

social distancing (pixabay)
social distancing (pixabay)
Dengan adanya pembatasan ruang gerak ini setidaknya akan berpengaruh sekali kepada mobilitas aktivitas bisnis yang dilakukan oleh masyarakat sehingga pola konsumsi rumah tangga atau daya beli pun akan berkurang yang kemudian berimbas pula kepada sektor perekomonian akan menjadi semakin lesu.

Terbatasnya interaksi masyarakat memang membatasi aktivitas masyarakat untuk berinteraksi secara langsung hingga mengurangi terjadinya aktivitas/transaksi secara offline. Akan tetapi dengan kemajuan teknologi informasi saat ini, maka keterbatasan tersebut bisa diatasi dengan melakukan aktivitas/transaksi secara online.

Di Indonesia sendiri dampak pandemi ini mulai sedikit mereda, seiring dengan adanya kebijakan relaksasi dan kegiatan vaksinasi massal yang dilakukan secara masif.

Pemerintah sudah mengulirkan kebijakan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 untuk menanggulangi pandemi dan memulihkan roda perekonomian. Salah satu usaha dari pemerintah dilanjutkan dengan kegiatan prioritas vaksinasi massal.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan melaporkan, sebanyak 17.775.918 orang telah menerima vaksin Covid-19 dosis pertama di Indonesia. Bertambah 132.315 dari data yang sebelumnya menunjukkan di angka 17.643.603 orang.

Penerima vaksinasi Covid-19 dosis kedua juga bertambah, yakni sebanyak 70.312 orang. Data kemarin hanya 11.126.757, kini mencapai 11.197.069 orang. Program vaksinasi diharapkan merupakan salah satu kunci utama dalam proses pemulihan ekonomi. 

Penegakan protokol kesehatan yang ketat dan vaksinasi yang menyeluruh akan memperlambat penyebaran COVID-19 serta meningkatkan kegiatan masyarakat dalam berbagai sektor.

Pemerintah mengharapkan kebijakan pemberian vaksin bisa menekan angka penambahan kasus baru COVID-19 dan memulihkan kembali keadaan sosial dan ekonomi masyarakat. Bagaimanapun juga pandemi COVID-19 bisa membawa banyak perubahan pada pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat. 

Momentum pemulihan ini berhasil dipertahankan dengan dukungan dari program vaksinasi yang memulihkan kepercayaan masyarakat.

Seiring dengan perekonomian yang kembali bergerak, mobilitas masyarakat pun mulai meningkat dan secara berangsur-angsur mulai kembali ke kondisi di masa normal (sebelum pandemi). Meningkatnya mobilitas masyarakat dan terus bergeraknya roda perekonomomian secara perlahan di masa pandemi menunjukkan bahwa aktivitas/ transaksi ekonomi terus berjalan.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan (ADHKonstan) sebesar Rp. 1468,8 triliun pada kuartal II-2021. Nilai tersebut tumbuh 5,93% jika dibandingkan pada kuartal II-2020 (year on year/yoy).

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang positif ini pertama kali terjadi dalam empat kuartal terakhir. Konsumsi rumah tangga tercatat mengalami kontraksi sejak kuartal II-2020. Seiring dengan naiknya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penerapan protokol kesehatan.

Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/q-to-q), maka pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021 naik 1,27%, sementara konsumsi rumah tangga atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.299,8 triliun pada kuartal II-2021. Jumlah tersebut berkontribusi sebesar 55,07% terhadap produk domestik bruto (PDB) yang mencapai sebesar Rp 4.175,8 triliun.

Ekonomi Indonesia sendiri tumbuh 7,07% (yoy) pada April-Juni 2021. Angkanya pun tumbuh 3,31% jika dibandingkan pada Januari-Maret 2021 (q-to-q). Seluruh indikator yang ada menunjukkan bahwa seluruh sektor sudah mulai terakselerasi. Dan sebagian adalah karena adanya kebijakan dari pemerintah yang terus mengintervensi baik demand dan supply.

Semoga dengan momentum pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik, kedepannya Indonesia akan semakin tangguh dan semakin tumbuh dalam menghadapi pandemi ini. *

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun