Khitanan, yang juga dikenal sebagai sunat, adalah prosedur pengangkatan sebagian atau seluruh kulup (kulit penutup kepala penis). Meskipun khitanan umumnya aman, ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, seperti: Luka dari khitanan dapat terinfeksi, terutama jika tidak dirawat dengan benar. Gejala infeksi meliputi kemerahan, bengkak, nyeri, dan kadang-kadang keluarnya nanah. Pendarahan ringan setelah khitanan adalah normal, tetapi pendarahan berlebihan bisa menjadi masalah serius. Luka yang tidak sembuh dengan baik dapat menyebabkan masalah seperti parut yang berlebihan atau bahkan menyebabkan penyempitan bukaan uretra (meatus).
Dalam beberapa kasus, anak mungkin memiliki reaksi terhadap anestesi yang digunakan selama prosedur. Pembengkakan di area yang dikhitan bisa terjadi, dan biasanya mereda dalam beberapa hari.
Penting untuk memantau kondisi anak pasca khitanan dan mencari perhatian medis jika terjadi komplikasi. Menjaga kebersihan area yang dikhitan dan mengikuti petunjuk perawatan yang diberikan oleh dokter dapat membantu mengurangi risiko komplikasi.
Tim Kesehatan Program Studi Keperawatan Ambon Poltekkes Kemenkes Maluku yang terdiri dari :Â
- Yona C. Sahalessy, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. Kep. Kom
- Sitti Johri Nasela, S.Kep., Ns. M.Kep
- Ronny A. Latumenasse, S.Pd., M.Kes
- Jois Nari, S.Kep., Ns., M.Kes
- Maya Masrikat D.C, S.ST., M.Kes (Epid)
- Jeane I.L.Ratulangi, S.Kep., M.Kes
- Andrias Horhoruw, S.Kep., Ns., M.Kes
- Joula Timisela, S.Kep., Ns., M.Kes
- Greny Z. Rahakbauw., S.ST., M.Kes
- Mientje Nendissa, S.Pd., S.Kep., M.Kes
melakukan penyuluhan kesehatan tentang perawatan luka pasca khitanan. Kegiatan ini dilakukan pada hari Kamis, tanggal 30 Nopember 2023, Jam 10.00 WIT yang bertempat di Balai Desa Negeri Lima Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Kegiatan dilaksanakan bersamaan dengan Momen Khitanan yang dilakukan oleh Mahasiswa KKN Universitas Pattimura Ambon yang ditempatkan di Desa Negeri Lima.
Penyuluhan ini secara dilakukan secara kelompok tentang resiko kemungkinan yang akan terjadi pasca khitanan. Selain secara kelompok, penyuluhan ini dilakukan secara individu saat pengambilan obat.
Informasi  yang disampaikan oleh tim kesehatan berupa cara minum obat dan cara menjaga agar tidak terjadi infeksi pada luka khitanan. Tim juga menganjurkan kepada orang agar anaknya yang mengikuti khitanan pada hari kedua mandi air laut suatu bentuk usaha mempercepat proses penyembuhan luka.  Menurut Tim Kesehatan bahwa jika luka dijaga dan dirawat dengan baik maka dalam waktu 3 hari luka khitanan akan sembuh, karena khitanan yang dilakukan sudah menggunakan tehnik sirkumsisi modern. Selain menjaga dan merawat luka dengan baik, tim juga melalui orang tua menganjurkan agar anak diberi makanan yang bergizi. Â
 Â
Melalui kegiatan ini, para orang tua dan wali anak diberikan pengetahuan tentang pentingnya menjaga kebersihan luka, mengikuti petunjuk minum obat, serta memberikan nutrisi yang tepat untuk mendukung penyembuhan yang cepat dan efisien. Saran tentang mandi air laut untuk mempercepat proses penyembuhan, serta penekanan pada teknik sirkumsisi modern yang mengurangi waktu pemulihan, menunjukkan inovasi dan pendekatan terkini dalam perawatan khitanan.
Keseluruhan kegiatan penyuluhan ini mencerminkan komitmen tim kesehatan dalam mengedukasi masyarakat, khususnya para orang tua, tentang peran penting mereka dalam proses penyembuhan pasca khitanan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diberikan, diharapkan komplikasi pasca khitanan dapat diminimalkan, dan proses pemulihan dapat berlangsung dengan lancar dan efektif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H