Mohon tunggu...
Manik Masminto Radarani
Manik Masminto Radarani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa S1 PWK '19 Universitas Jember

191910501024

Selanjutnya

Tutup

Money

Proses Perencanaan Industri Tembakau di Jember

12 April 2021   22:53 Diperbarui: 12 April 2021   23:17 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabupaten Jember merupakan daerah yang terkenal sebagai penghasil tembakau, bahkan tembakau yang dihasilkan dari Kabupaten Jember dapat bersaing hingga ke luar negeri karena terkenal akan ciri khasnya. Dalam perjalanannya tentu pengembangan industri atau agroindustri tembakau di Jember ini memerlukan strategi. Entah itu dalam pertaniannya maupun pemasarannya. 

Penanaman tembakau di Jember dimulai dari tahun 1856 di Sukowono, Jember utara dirintis oleh seorang mantan kontroler pamong praja Jember yang mendirikan perusahaan perkebunan tembakau. Ia berhubungan langsung dengan perusahaan penampung tembakau di Belanda. Penanaman tembakau oleh perusahaan swasta dengan menerapkan sistem kerja sama pertanian kontrak dengan para petani tembakau (Padmo & Djatmiko,1991). Dalam sistem pertanian kotrak dengan petani diminta menanami sebagian lahan perusahaan yang disewa dari pemerintah atau pemilik lahan.

Usaha perkebunan tembakau jember dimulai sebelum tahun 1850 bersama di daerah lain di hindia belanda yang mengembangkan komoditi lain seperti kopi, tebu, karet, dan nila. Tokoh berkebangsaan belanda bernama George birnie menjadi pemrakarsa usaha tembakau di jember dimana 21 oktober 1859 bersama mathiesen dan van gennep mendirikan NV Landbouw Maarschapij Oud Djember ( LMOD).

Untuk sistem agribisnis pada salah satu agroindustri tembakau di Kabupaten Jember yaitu agroindustri cerutu Kopkar Kertanegara PTPN X Jember dilakukan sebagai berikut.

  • Subsistem agribisnis hulu : Pertama dilakukan pengumuman atau pemberitahuan kepada petani tentang jenis tembakau yang akan digunakan sebagai bahan baku cerutu.
  • Subsistem usahatani : Pada tahap ini dilkukan intensifikasi bididaya, pembinaan, dan penyuluhan intensif serta pembentukan kelompok usaha menjadi pendukung dan pengembang usahatani. Agroindustri Cerutu Kopkar Kartanegara tidak melakukan usahatani, hanya membeli bahan baku dalam bentuk dekblad omblad yang siap pakai. Namun, PTPN X sebagai eksportir penyedia bahan baku memiliki kerjasama dengan petani dalam subsistem usahatani. Kerjasama ini membantu pihak agroindustri mendapatkan bahan baku terbaik karena sistem usahatani berjalan dengan baik.
  • Subsistem pengolahan : Agroindustri cerutu melakukan proses pengolahan dengan sistem manual, yaitu dengan tenaga manusia bukan mesin. Oleh karena itu, agroindustri cerutu perlu menjaga mutu produk serta cita rasa yang khas untuk menarik minat konsumen.
  • Subsistem pemasaran : Pemasaran cerutu yang dilakukan Kopkar Kertanegara PTPN X mencakup pasar dalam dan luar negeri dengan mempertimbangkan pola konsumsi. 
  • Subsistem jasa prasarana : Soetriono, dkk. (2003) mengemukakan bahwa subsistem jasa prasarana merupakan seluruh kegiatan yang menyediakan jasa bagi agribisnis. Dikenal dengan agribisnis jasa. Subsistem jasa pendukung agroindustri cerutu umumnya cukup memadai. Sarana transportasi dan komunikasi tersedia dengan baik dan dapat diperoleh dengan mudah. Angkutan antardaerah dapat memacu aktivitas pelaku usaha sehingga sektor inipun perlu mendapat perhatian yang intensif.
  • Subsistem pembinaan : Pembinaan yang dilakukan oleh pihak pemerintah melalui PTPN X sendiri mampu mengembangkan agroindustri cerutu Kopkar Kertanegara, namun juga diperlukan pembinaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang dapat membantu dalam memberikan pembinaan/bimbingan dalam proses perdagangan. Peran pembina sangat diharapkan dalam pengembangan produk-produk yang dihasilkan oleh agroindustri ini. Selain itu, keberadaan klinik agribisnis menjadi syarat keharusan dalam mengembangkan kerjasama erat antarsubsektor agribisnis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun