Mohon tunggu...
Manik Masminto Radarani
Manik Masminto Radarani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa S1 PWK '19 Universitas Jember

191910501024

Selanjutnya

Tutup

Money

Sampah Plastik dan Eksternalitas Negatif

23 Maret 2020   22:33 Diperbarui: 23 Maret 2020   22:30 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

            Secara singkat, eksternalitas adalah efek samping suatu tindakan pelaku ekonomi terhadap pelaku ekonomi lain. Eksternalitas menimbulkan keuntungan berarti (eksternalitas positif) atau mengakibatkan kerugian berarti (eksternalitas negatif) pada seseorang atau beberapa orang, yang tidak sepenuhnya merupakan peserta pengambilan keputusan.

            Dalam hal ini sampah juga menjadi salah satu bagian dari eksternalitas negatif. Hal ini dapat dilihat dengan upaya pemerintah mengurangi sampah, khususnya sampah plastik dengan mengeluarkan kebijakan atau peraturan mengenai pembatasan penggunaan kantong plastik dalam kegiatan perekonomian yang tentunya bertujuan untuk mengurangi sampah plastik.

            Seperti halnya yang dilakukan di Bali, pemerintah mengeluarkan kebijakan agar membawa kantong saat berbelanja dan setiap toko-toko modern dan pusat perbelanjaan tidak diperbolehkan untuk menggunakan kantong plastik. Larangan ini juga berlaku untuk penggunaan styrofoam dan sedotan pastik. Larangan ini telah tercantum pada Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 97 Tahun 2018 yang menekan sampah plastik yang diharapkan dapat mencapai 70 persen hingga satu tahun mendatang.

            Peraturan ini juga diterapkan di beberapa daerah lain seperti Bajarmasin, Balikpapan, Bogor, Bekasi, Semarang dan yang baru saja menyusul adalah DKI Jakarta. Peraturan Gubernur Nomor 142 Tahu 2019 mengenai Kewajiban Menggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, dan Pasar Rakyat yang disahkan pada bulan Desember 2019 itu akan mulai diterapkan pada bulan Juli 2020.

            Setelah mendengar peraturan mengenai pengurangan sampah plastik sekarang muncullah pertanyaan, mengapa diberlakukan peraturan tersebut? Mengapa kita harus mengurangi penggunaan plastik? Apakah plastik memang sangat berpengaruh sehingga munculah peraturan yang mengaturnya?

            Plastik merupakan benda yang sangat dekat dengan kehidupan. Saat ini banyak barang yang menggunakan bahan dasar plastik. Namun, sebagian besar plastik yang digunakan adalah plastik sekali pakai, sebagai contoh botol air kemasan, kemasan makanan, sedotan plastik, dan masih banyak lagi. Sedangkan kita tahu bahwa plastik dapat terurai dalam jangka waktu yang cukup lama yaitu 50-100 tahun. Dengan waktu terurai yang lama tentu harus membatasi penggunaan plastik sekali pakai.

            Dalam jangka pendek kita akan mengetahui bahwa bumi kita akan semakin kotor, banyak sekali sampah yang menumpuk, pantai yang kotor akibat sampah kiriman dan laut yang tercemar. Dari dampak jangka pendek ini saja dapat terlihat sangat jelas bahwa sampah plastik sangatlah mngerikan. Banyak orang yang suka dengan hal yang praktis tetapi tidak sadar bahwa menghasilkan sampah sama dengan menyengsarakan banyak orang.

            Salah satu kasus yaitu pembuangan sampah ke laut yang mengakibatkan banyak dampak buruk bagi banyak pihak. Pembuangan sampah ke laut dapat mencemari laut sehingga mempengaruhi ekosistem laut. Banyak ikan yang yang mati dan terganggu dengan adanya sampah di laut sehingga dapat terjadi penurunan jumlah biota laut. Hal ini dapat dirasakan langsung oleh nelayan. Ikan yang merupakan sumber penghasilannya dapat berkurang dan tentunya mempengaruhi kelancaran kelangsungan hidup para nelayan.

            Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar nomor dua di dunia. Hal ini tentu sangat memrihatinkan, pasalnya Indonesia merupakan negara kepulauan yang mayoritas penduduknya bekerja di bidang kelautan. Tidak hanya nelayan tetapi juga pelaku pariwisata. Indonesia yang memiliki banyak tempat wisata alam juga tentu mendapatkan imbasnya. Sampah kiriman yang ada di pantai membuat citra pantai menjadi buruk. Tentu hal tersebut membuat wisatawan enggan ingin berkunjung sehingga akan berdampak pada aktivitas ekonomi warga sekitarnya.

            Ekstenalitas negatif sampah plastik ini sangat sulit dihadapi. Banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pengelolaan sampah dan juga dampak pemakaian suatu barang yang menghasilkan sampah.

Upaya yang perlu dilakukan agar masyarakat dapat peduli terhadap sampah dan lingkungannya adalah perlunya kerja sama dengan semua pihak dalam pengelolaan sampah dari tingkat yang paling rendah (RT/RW) hingga ke tingkat yang lebih tinggi (provinsi/nasional). Perlu diadakan penyuluhan mengenai pengelolaan sampah dari rumah, perlu adanya sarana prasarana persampahan yang memadai dan dengan adanya peraturan pemerintah serta dukungan dan peran serta masyarakat maka semua upaya tersebut dapat berjalan dengan maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun