Mohon tunggu...
Manik Dina Pratiwi
Manik Dina Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Konsumerisme di Balik FOMO dalam Bayang-Bayang Mahasiswa

3 November 2024   11:01 Diperbarui: 3 November 2024   11:04 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat ini, konsumerisme dikalangan anak muda khususnya Gen Z meningkat sangat cepat, apalagi setelah adanya istilah FOMO yang digunakan oleh Gen Z untuk mengekspresikan ketakutan mereka untuk tertinggal akan tren yang muncul. Lalu bagaimana konsumerisme bisa erat kaitannya dengan FOMO?

Konsumerisme dan FOMO

Konsumerisme adalah gaya hidup dimana manusia lebih mengagungkan kepemilikan ekonomi. Gaya hidup konsumerisme merujuk pada segala kegiatan pembelian barang atau jasa yang hanya diperuntukan untuk memuaskan keinginan pribadi. Menurut Octaviana (2020), konsumerisme sendiri merujuk pada perilaku dimana setiap masyarakat akan mengalami hasrat untuk melakukan sikap konsumtif yang tidak ada habisnya. Dalam artian akan terus-menerus melakukan kegiatan konsumsi tanpa menentukan skala prioritas yang ada.

Sedangkan, FOMO adalah kondisi seseorang takut dikatakan tidak update, tidak gaul, dan takut ketinggalan berita yang sedang santer atau kekinian. Rasa takut dan cemas ini nantinya dapat menyebabkan efek samping pada fisik maupun psikologis. Orang-orang yang terdampak FOMO mereka bisa merasakan kecemasan bila belum mengupdate kegiatan atau hal yang baru di waktu tersebut (Imaddudin, 2020). 

Keterkaitan Konsumerisme dan FOMO

Lalu apa hubungan Konsumerisme dan FOMO?

Konsumerisme ada karna Fomo

Seperti yang dijelaskan diatas, FOMO adalah ketakutan akan tertinggal oleh tren. Sebuah trend akan dengan cepat beralih dan berganti. Sebuah tren tidak hanya soal perilaku tapi juga mengenai fashion, makanan, hingga make up. Hal-hal tersebut tentunya mengeruk banyak pengeluaran bagi para generasi muda yang menyebabkan kebiasaan konsumtif mulai tumbuh akibat FOMO.

Akibat Konsumerisme

Konsumerisme memberi dampak yang sangat besar dalam pengaturan keuangan. Adanya Konsumerisme tentu akan mengganggu pengelolaan keuangan yang efisien dimana seharusnya disesuaikan dengan urgensi yang lebih bijak. Sifat-sifat konsumerisme semakin terlihat di masa kini dengan adanya rasa FOMO. Rasa FOMO yang terus berusaha dipenuhi lambat laun akan memunculkan pola hidup boros dan pola hidup mewah. 

Keberadaan pola hidup boros dan pola hidup mewah ini tentu akan menjadi perpaduan yang mematikan bagi kemajuan perekonomian. Kesenjangan ekonomi akan semakin terasa dan bukan tidak mungkin jika sikap konsumerisme dan konsumtif ini dinormalisasi maka secara signifikan akan meningkatkan tingkat kemiskinan di antara masyarakat. Para Gen Z sebagai generasi muda yang paling rentan menjadi konsumtif akibat pengaruh dari rasa FOMO.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun