Salah satu hal yang tidak luput dalam kehidupan kita sehari-hari adalah bahan bakar. Bahan bakar merupakan suatu materi apapun yang dapat diubah menjadi energi. Bahan bakar ada banyak jenisnya, ada yang cair, padat maupun gas. Suatu bahan bakar dapat digunakan untuk transportasi, industri, dan masih banyak lagi. Dalam transportasi saja kita dapat menjumpai berbagai macam bahan bakar seperti yang biasa kita lihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Beberapa bahan bakar yang ada di SPBU umumnya adalah bahan bakar minyak dan gas yang mana terdiri dari pertalite, premium, pertamax, pertamax turbo, solar, dex, dextalite, hingga LPG. Seorang pemilik kendaraan wajib mengetahui mengenai bahan bakar apa sih yang cocok dengan mesin kendaraan yang digunakan. Pasalnya banyak sekali para pemilik kendaraan tidak mengetahui bahan bakar apa yang cocok untuk dipakai pada kendaraannya.
Mengapa sih kita penting untuk bisa memilih bahan bakar yang tepat untuk kendaraan? Hal ini disebabkan karena memilih bahan bakar yang tepat dapat menjaga kesehatan mesin kendaraan kita. Lalu bagaimana cara kita untuk mengetahui bahan bakar yang tepat untuk kendaraan kita?
Nah, untuk itu para pemilik kendaraan wajib untuk menggunakan bahan bakar dengan nilai oktan atau setana yang bersesuaian dengan rasio kompresi mesin kendaraan kalian sehingga nantinya kendaraan menjadi awet. Nilai oktan merupakan suatu nilai atau harga yang menunjukkan besarnya suatu tekanan yang dapat diberikan sebelum mesin terbakar secara spontan.
Nilai oktan ini mampu menunjukkan kemampuan bahan bakar terhadap terjadinya sensasi menggelitik (knocking) pada mesin kendaraan yang mana apabila semakin tinggi nilai atau harga oktan maka pembakarannya akan semakin sempurna sehingga sensasi menggelitik (knocking) ini akan semakin minim yang akan membuat mesin akan tampil optimal dan semakin awet.
Semakin besar harga atau nilai oktan maka akan semakin besar pula tekanan yang dibutuhkan agar Bahan Bakar Minyak (BBM) bisa terbakar pada suatu mesin kendaraan.
Nilai oktan merupakan nilai standar untuk bahan bakar bensin sedangkan nilai setana merupakan nilai standar untuk bahan bakar diesel. Nilai setana digunakan untuk mengklasifikasikan semua bahan bakar bermesin diesel karena kemampuannya dalam pembakaran. Nilai atau harga setana merupakan nilai pengapian dari sebuah bahan bakar bermesin diesel yang merepresentasikan presentasi dari volume setana dalam campuran metilnaptalena.
Semakin tinggi nilai atau harga setana maka semakin cepat mesin menyala dan menghasilkan tenaga yang besar yang mana untuk menghasilkan tenaga yang besar mesin diesel membutuhkan reaksi cepat pembakaran untuk membuatnya bekerja sesuai dengan prinsip dasar kerja mesin diesel.
Kedua nilai tersebut sama-sama merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk bahan bakar mesin yang memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Selain perbedaan diatas, perbedaan lainnya dan utama pada nilai oktan dan setana terletak pada kemampuannya untuk melakukan pembakaran pada mesin kendaraan.
Nilai oktan digunakan untuk mengukur emampuan untuk menahan proses pembakaran yang lebih cepar dari timing (waktu) loncatan api busi atau biasa disebut dengan pre-ignition dari bahan bakar. Semakin tinggi angkanya maka semakin delay atau terlambat pembakarannya supaya tidak menghasilkan residu yang dapat merusak serta mengganggu atau menghambat kerja mesin.
Sedangkan nilai setana digunakan untuk mengukur suatu keterlambatan pembakaran bahan bakar yang ada di mesin diesel. Apabila nilainya semakin besar, maka semakin cepat pembakarannya begitu pula sebaliknnya. Nilai setana yang tinggi pada bahan bakar sangat ideal untuk digunakan pada mesin kendaraan besar dan mesin industri.