By. Manihot Ultissima (MU)
[caption caption="Selo dan Gendhis http://www.andra_febian.blogspot.com"][/caption]
Masih ingat epik berjudul Pandawa Putra Petir ?.
Digagas dan dibidani langsung sang Mentri BUMN kala itu, diperkenalkan ketengah khalayak ramai lewat tulisan-tulisan Beliau di Manufacturing Hope, disambut dengan tangan terbuka oleh jajaran Mentri Kabinet Indonesia Bersatu jilid II, bahkan Presiden RI SBY ikut berbahagia dengan kelahirannya.
Tak tanggung-tanggung, Lima orang anak muda Indonesia pakar dibidang Motor listrik, mesin listrik dan teknik desain kendaraan untuk mewujudkan mimpi besar “kemandirian energi dan kendaraan listrik Indonesia” langsung lahir dari visi dan kreasi tangan Dahlan Iskan.
Tidak ada tanggal persis kapan Para Pandawa Putra Petir ini lahir, tapi setidaknya tanggal 23 April tahun 2012 bisa dijadikan salah satu rujukannya. (MH 18 dan 23). Entah benar entah tidak yang pasti hanya Dahlan Iskanlah -sang ayah ideologis- yang tahu pasti kapan mereka dilahirkan dari rahim pemikirannya.
Dalam Kartu Keluarga, nama-nama personel Pandawa Putra Petir adalah ; Ir Dasep Ahmadi Pakar mesin Listrik lulusan ITB dan sempat memperdalam ilmunya di Jepang, Ravi Desai, Pria lulusan Gujarat India yang sudah ber-KTP Indonesia ahli ilmu DC AC drive, Mario Rivaldi, Pemuda asli Cimahi jago mesin listrik yang telah berhasil membangun prototipe Motor Listrik. Danet Suryatama, pakar mobil listrik yang malang melintang di Negeri Paman Sam dan si Bungsu Ricky Elson, pemuda Padang pemilik 14 hak paten motor listrik di negeri Jepang.
Entah apa yang salah dengan kelahiran mereka berlima, entah karena mungkin tak sempat dibuatkan syukuran dengan membuat bubur merah putih untuk memperkenalkan mereka, entah mungkin karena sang jabang bayi tak di beri ASI dalam tahapan pertumbuhannya, yang jelas empat tahun kemudian kita sama-sama menyaksikan Pandawa Putra Petir nasibnya semakin getir.
Mula-mula anak ke empat, Danet Suryatama ngambek pada ayah idiologisnya itu, manakala kendaraan ciptaannya Tuxuci gagal melewati uji nyali di daerah Tawangmanggu Plaosan Magetan, nyaris saja nyawa sang Ayah ikut terbang ketika Tuxuci kebanggaannya menabrak tebing, hingga hancur berkeping-keping. Sang anak-pun akhirnya memutuskan bercerai, kembali ke habitat asalnya sebagai juragan Electric car di USA sana.
Kemudian, bermula dari cita-cita untuk dapat memberi hadiah pada bangsa Indonesia di arena KTT APEC Bali akhir 2013, Dahlan Iskan segera menggenjot penelitian dan pembuatan Mobil Listrik made in Indonesia, di ajaknya ke empat putra petir untuk mewujudkan impian mulia itu, Dasep Ahmadi dan Ricky Elson diberi tugas untuk menggempur dari dua sisi.
Dahlan Iskan tentu tidak sendirian, diajaknya kementerian lain untuk ikut mendukung dan kalau bisa mencari jalan keluar pendanaan untuk dapat mempersembahkan kebanggaan bangsa di perhelatan akbar bangsa-bangsa Asia Pasifik, Departemen Pendidikan, Kementerian Riset dan Teknologi, Departemen Perhubungan, mereka semua hanya bisa memberi dukungan moral.....
Dana ??, terpaksa Dahlan Iskan mencarikan Bapak asuh yang siap bekerjasama membangun Mobil listrik. Dana CSR BUMN yang selama ini sering dipakai untuk membiayai event olahraga, beasiswa dan pengembangan UMKM dari BRI, PGN dan PT PLN akhirnya dikucurkan.
Dasep Ahmadi dengan Pabriknya di Depok segera melakukan aksi, berbekal mobil listrik hijau bermerk Ahmadi hasil ciptaannya sendiri, dia bergegas melakukan inovasi, tengat waktu yang sangat mepet dan kucuran dana CRS yang tersendat membuat Dasep Ahmadi terpaksa wanprestasi, mobil yang dijanjikannya-pun tidak seluruhnya dapat diselesaikan.
Ricky Elson lain lagi, anak muda ikal bertemperamen teduh mirip sufi ini bersama tim kecilnya Kupu-kupu Malam di Jogja, juga segera berlari mewujudkan mimpi, berbekal duit pribadi sang Menteri. Tuxuci telah pergi, tapi ide dan kreatifitas tak boleh mati. Alhamdulillah dari kepiawaiannya lahir kendaraan listrik Selo, bodinya mirip dengan kendaraan Eropa Ferarri, ciamik dan apik.
Akhir Oktober 2014 seiring lengsernya SBY dari tapuk kekuasaan, Dahlan Iskan-pun serah terima jabatan, anak-anaknya yang sekarang tinggal empat seperti anak ayam kehilangan induknya.
Dasep Ahmadi dan Agus Suherman awal Juni 2015 di periksa sebagai tersangka korupsi pembangunan mobil listrik. Miris memang, tapi begitulah kenyataan, seringkali dirasa tak berpihak pada keadilan.
Maret 2016 Dasep Ahmadi divonis 7 tahun penjara.. sungguh luar biasa, seorang inovator jenius yang dari tangannya lahir sebuah hasil karya anak negeri berprestasi, mobil listrik yang meskipun masih terbilang awal untuk ukuran Indonesia -yang selalu terlambat- tapi ini adalah pioner di bidangnya.
Masih belum jelas akan kemana condongnya hukum yang menimpa anak cikal Putra Petir ini, apakah upaya banding, kasasi hingga amnesti yang akan ditempuhnya kelak akan berbuah manis atau pahit sepahit empedu, kita sebagai rakyat hanya bisa menjadi penonton setianya.
Adapun si Bungsu Ricky Elson, setelah Selo-nya tak lulus uji Emisi –hehehehe- kini masih tetap mengabdi di sebuah desa terpencil di Tasikamalaya selatan, Ciheras namanya, meneliti turbin angin bersama tim kecilnya yang lemah gemulai, “ Lentera Angin Nusantara” sambil berdo’a dengan mulutnya di setiap undangan ceramah sambil tak lupa menegadahkan cangkul, garpu dan sabit berusaha membangun kemandirian penduduk desa dari kungkungan keterbelakangan.
Kita semua berharap, ending dari Pandawa Putra Petir tidak seperti sekarang ini, tapi meskipun demikian, kita patut tetap berprasangka baik kepada Allah SWT, semoga hujan badai yang sekarang menimpa mereka, menjadikannya makin kuat mencengkeram dunia, makin kencang memeluk bumi, makin tawadhu dan makin berisi, ibarat padi di serang angin, mereka rebah untuk menyelamatkan padi yang menjadi tanggungjawabnya.
Sebagai bentuk dukungan untuk mereka, sekarang marilah kita panjatkan do’a kekhadirat Illahi Rabby sang penguasa langit dan bumi, agar kepada mereka diberi ketabahan, kesabaran dan kekuatan menghadapi kegetiran ini, dan buat para penguasa hukum di negara kita diberi ketegaran untuk mengemban amanah dan keadilan yang sesungguhnya bagi seluruh penghuni negeri ini. Aamiin Yaa Rabbal alamin.
Papandayan, 16 Maret 2016
Sebagai Kado ultah bagi Pandawa Putra Petir !!
Sumber :
https://dahlaniskan.wordpress.com/…/hamil-tua-untuk-lahirn…/
https://dahlaniskan.wordpress.com/…/empat-putera-petir-unt…/
https://dahlaniskan.wordpress.com/…/main-main-nasib-ahli-y…/
https://dahlaniskan.wordpress.com/2015/06/15/mobil-listrik/
https://dahlaniskan.wordpress.com/2015/06/19/anak-muda/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H