Mohon tunggu...
Manihot Ultissima
Manihot Ultissima Mohon Tunggu... wiraswasta -

Pasukan semut yang suka bergotong royong

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Yang Tersisa Dari Drama Urungnya Akuisisi BTN Mandiri

25 April 2014   03:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

By. Manihot Ultissima ( MU )

Mandiri BTN

Dok. www.merdeka.com

Kalau saja para pemerhati, pembaca dan penonton berita memperhatikan kasus akuisisi BTN oleh Mandiri akhir-akhir ini, sampai kemudian Presiden SBY sendiri turun tangan membatalkan prosesnya, maka dengan terang benderang kita kan tahu siapa dan bagaimana kualitas seorang Dahlan Iskan itu.

Sosok yang terus terang menurut hemat saya pribadi amat sangat teramat sulit dicari bandingannya di jagat stock calon pemimpin bangsa ini kedepan.

mengapa saya katakan demikian ???.

Silahkan perhatikan, ditengah demikian tidak menentunya pencapresan beliau, bahkan kejelasannya untuk memuncaki konvensi-pun belum mencapai 100 %, tindakan kontroversinya dipandang menjadi sebuah blunder besar yang berpotensi menggangu perolehan suara dukungan.

Tentu masih hangat dalam ingatan kita, berita beberpa hari yang lalu, karyawan BTN berdemo bahkan dengan lantang mereka meneriakan akan menuntut Menteri BUMN ke meja hijau, sungguh ironi dan berlawanan dengan akal sehat.

Menteri BUMN Dahlan Iskan yang bermaksud membesarkan postur dan juga pembiayaan BTN lewat proses akuisisi oleh Bank Mandiri, dengan entengnya disalah artikan sebagai upaya menjual dan mengkerdilkan BTN. Aneh memang dan nyaris membuat miris.

13983447931707885613
13983447931707885613

Dahlan Iskan

Dok. www.merdeka.com

Menurut logika sederhana, dimana nalar dan akal sehat berjalan berdampingan, mestinya seluruh karyawan BTN mendukung proses ini, tapi apa daya, ternyata malah jauh panggang dari api, mereka serempak menyanyikan koor yang sama “ menolak” dengan tegas upaya akuisisi BTN oleh Mandiri.

Sudahlah tak perlu diperpanjang lagi !, toh akhirnya Presiden SBY sendiri turun tangan menghentikan proses ini, tentu saja dengan berjibun pertimbangan khas ala SBY yang relatif aman, damai dan tenang-tenang saja, meskipun kelihatan sangat kecewa Dahlan Iskan pun menerima keputusan itu.

Yang justru menjadi point penting dari drama satu babak ini adalah, ketidak perdulian seorang Dahlan Iskan terhadap kepopuleran dan terhadap dukungan masyarakat yang demikian dibutuhkan yang bahkan ditengah seluruh capres lain berlomba cari muka, berlomba membuat citra, berlomba cari kursi dan berlomba cari selamat.

Cobalah pikirkan !, dukungan pemilih yang boleh jadi dipandang “mahal harganya” saat ini, tidaklah menyurutkan langkah beliau untuk tetap menegakan akal sehat di dunia perbankkan Indonesia. Sampai-sampai beberapa kalangan mengungkapkan “ jangan-jangan Dahlan Iskan tak butuh dukungan ! “.

Jika saja kita memperhatikan, kemudian mengambil kesimpulan-kesimpulan –jangan terlalu rumit, yang sederhana saja- maka kita akan sampai pada satu kesimpulan.

- Dahlan Iskan adalah satu - dari sangat sangat sedikit – calon pemimpin yang tidak akan pernah mau menyerah kalah pada kondisi “sakit akal” yang tengah melanda bangsa kita.

- Dahlan Iskan adalah mungkin hanya satu satunya calon pemimpin yang tidak perduli pada popularitas dan pencitraan, baginya apapun yang beliau lakukan seratus persen adalah demi kebaikan bangsa dan negara ini.

- Dahlan Iskan adalah salah satu calon pemimpin yang visi dan misinya paling jelas untuk memerahputihkan seluruh sendi peri kehidupan bangsa ini.

- Dahlan Iskan adalah satu-satunya calon pemimpin yang tidak pernah cari muka, cari kursi, cari populer, cari pengikut, cari pendukung dan cari selamat. Tapi demikian dicari mukanya, dicarikan kursi untuknya, dicari cara mempopulerkannya, diikuti , didukung dan di do’akan keselamatannya.

Maka tak salahlah jawaban Azrul Ananda – Putra sulung Dahlan Iskan – ketika ditanyakan apa pendapat pribadinya tentang Ayahnya.

“ DAHLAN ISKAN ITU TIDAK AKAN MEMBUAT ORANG SENANG. TAPI AKAN MEMBUAT ORANG LEBIH BAIK “.

Tinggal pilih apakah kita akan pilih pemimpin yang akan selalu membuat kita senang dan akhirnya kecewa tak berkeputusan ?, ataukah kita akan dukung dan pilih pemimpin yang selalu berusaha untuk membuat kita lebih baik, sehingga kebaikan itupun berbuah kesenangan yang baik pula !.

Papandayan 24 April ‘14

Sumber-sumber :

http://digitalthree.wordpress.com/2014/04/23/kasus-akuisisi-btn-latar-belakang-akuisisi-btn-dan-dampak-akuisisi-btn/

http://www.merdeka.com/uang/fakta-di-balik-ngototnya-dahlan-serahkan-btn-ke-bank-mandiri/ngotot-selesai-dalam-3-bulan.html

http://www.merdeka.com/uang/fakta-di-balik-ngototnya-dahlan-serahkan-btn-ke-bank-mandiri/agar-perbankan-nasional-tak-dikuasai-asing.html

http://www.merdeka.com/uang/fakta-di-balik-ngototnya-dahlan-serahkan-btn-ke-bank-mandiri/btn-terlalu-kecil.html

http://www.merdeka.com/uang/fakta-di-balik-ngototnya-dahlan-serahkan-btn-ke-bank-mandiri/ambisi-kalahkan-malaysia.html

https://id.berita.yahoo.com/akuisisi-btn-oleh-mandiri-sah-sah-saja-165523492--finance.html

https://id.berita.yahoo.com/dahlan-beberkan-kekecewaannya-saat-sby-tak-restui-btn-030300699.html

http://www.aktual.co/ekonomibisnis/162549sby-larang-dahlan-lakukan-akuisisi-btn-mandiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun