Mohon tunggu...
Maniar Turnip
Maniar Turnip Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Berhasil dibuat Bernostalgia ke Masa Kecil, Film Disney Princesses Selalu Jadi Favorit Semua Orang

7 November 2020   18:41 Diperbarui: 7 November 2020   21:39 747
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: La Fleur Bouquets

Ketika mendengar Disney Princesses atau Putri Disney, Putri mana yang muncul pertama kali di benak kita? Mungkin Mulan? Belle? Rapunzel? Cinderella? Dan mungkin saja putri-putri yang lain. Hampir semua orang mengetahui Putri- Putri yang berasal dari salah satu perusahaan animasi terbesar dan terkenal di dunia, Disney. 

Semua film Putri-Putri Disney ini selalu disuguhkan dengan menarik, totalitas dan pastinya selalu mengandung pesan-pesan yang bermanfaat bagi para penontonnya. Film animasi Putri yang identik dengan penonton anak-anak ini ternyata berhasil menarik perhatian semua orang, mulai dari umur remaja hingga dewasa. Hal ini dapat dilihat dari dua film Disney Princesses yang menjadi ikon global bagi Disney yaitu Cinderella dan Snow White. 

Film Snow White ini pertama kali rilis pada tahun 1937, disusul dengan film Cinderella pada tahun 1950 dan masih banyak film putri lainnya. Kedua film ini dan banyak film lainnya berhasil menarik perhatian masyarakat pada saat itu hanya dengan bentuk kartun animasi dan berhasil meraup keuntungan $8 juta dollar pada saat itu, dan sampai sekarang menjadi $142 juta dollar.

Pihak Disney tentu tidak berhenti memuaskan penggemar film Disney Princesses hanya dengan sebatas film dalam bentuk kartun animasi. Dengan adanya perkembangan dalam bidang teknologi media dan film, Disney selalu merilis film Disney Princesses dalam bentuk live action, yang artinya pemeran utama yang diperankan oleh manusia, bukan kartun animasi. Hal ini sekali lagi berhasil merebut perhatian banyak orang karena kartun masa kecil mereka akan dibuat ulang dengan pemeran manusia. 

Hal ini pun berdampak pada saya yang saat masih kecil sangat menyukai film Disney. Saya masih ingat film Disney Princesses pertama saya adalah Cinderella dan sangking terkenalnya film ini, saat saya duduk di kelas 1 SD, saya dan teman-teman sekelas membawakan drama Cinderella untuk perpisahan kelas yang tentunya ide ini berasal dari wali kelas saya yang kebetulan sangat menyukai Putri Cinderella ini.

Kesuksesan dari film kartun ini lah yang membuat saya menjadi penasaran dengan bentuk film live actionnya. Hal ini juga saya rasakan saat Disney ingin membuat live action dari Beauty and The Beast. Saya sangat penasaran bagaimana cara Disney melakukan reka ulang Putri Belle dalam bentuk animasi yang saya tonton saat kecil dengan Emma Watson yang memerankan Belle pada tahun 2017. Ternyata film live action Disney Princesses ini sangat melebihi ekspektasi saya. 

Dengan kemajuan teknologi dalam media dan film, Disney kembali berhasil memukau dan membawa banyak orang untuk bernostalgia dengan filmnya. Bagi saya, hal yang sangat memukau dari film-film live action Putri-Putri Disney ini adalah soundtrack dan musik pengiring dalam film. Sangking bagusnya aransemen ulang dari lagu dan musik Disney ini, saya sampai membuat playlist khusus di Spotify agar saya bisa mendengarkan kembali lagu dan musiknya sambil belajar.

Sumber: La Fleur Bouquets
Sumber: La Fleur Bouquets

Banyak pujian dan penonton yang sangat puas dalam menonton remake film Disney ini menandakan Disney sangat berhasil untuk selalu memberi kejutan pada penggemarnya. Sangking viralnya film-film tersebut, banyak penggemar yang mengeluarkan merchandise yang berhubungan dengan film-film Princess ini agar orang banyak semakin antusias dan seolah mempunyai reminder akan film tersebut. 

Contoh saja setelah film remake Beauty and The Beast rilis, banyak florist yang membuat bunga ikonik dari film ini, yaitu Enchanted Rose, yang katanya dapat bertahan selama satu dekade dan tentu saja sangat laku terjual pada saat itu.

Dari sini kita dapat melihat betapa suksesnya Disney hampir di segala aspek hiburan. Baik dalam bidang film layar lebar, taman hiburan, resor, internet, saluran televisi, buku, hingga ratusan toko Disney yang terus beroperasi di seluruh dunia. Hal ini lah yang menjadikan Disney sebagai salah satu penguasa komunikasi terbesar di dunia dengan keuntungan rutin sebesar $38 miliar tiap tahunnya (McPhail, 2014). Dengan keuntungan dan banyaknya penggemar seperti ini, sangat tidak mungkin nama Disney tenggelam oleh waktu. 

Saya yang menjadi salah satu penggemar Disney Princesses dan sebagai mahasiswa komunikasi yang mempelajari komunikasi globalisasi pun akan sangat sulit untuk mengabaikan film-film Disney karena film-film Princess ini seolah sudah menjadi salah satu bagian dari masa kecil saya dan tentu saja sadar bahwa ini adalah salah satu dampak dari konglomerasi media Amerika yang saya rasakan. Saya juga sangat yakin teman-teman saya, kalian para pembaca dan orang lain mempunyai pendapat yang sama dengan saya.

Daftar Pustaka:

Mcphail, T. 2014. Global Communication: Theories, Stakeholder, and Trends. UK: Willey Blackwell.

#komglob09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun