Mohon tunggu...
Mang Ucup
Mang Ucup Mohon Tunggu... Penulis - Saya suka menulis dan menulis merupakan kegiatan yang indah buat saya

Saya orang Bandung yang suka travelling dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Forget me Never

8 April 2022   09:52 Diperbarui: 8 April 2022   10:02 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apakah anda sudah mulai kena gejala pelupa ?

Jangan-jangan anda  sudah pikun atau kena penyakit Alzheimer. Penyakit Alzheimer tidak  timbul dengan mendadak, gejalanya baru bisa diketahui setelah bertahun-tahun.

Maka dari itu tidaklah heran yang pada saat anda masih kelihatan sehat-sehat, besok sudah menderita penyakit tersebut. Penyakit Alzheimer menyebabkan gejala pikun atau dalam bahasa  Medis disebut "demensia", kata ini diserap dari bahasa Latin Demens = Lupa ingatan.

Mang Ucup menulis mengenai penyakit Alzheimer, karena ayahanda saya  sendiri dahulu meninggal karena penyakit Alzheimer.

Apabila salah  satu dari orang tua anda menderita Alzheimer, maka ada kemungkinan Anda juga akan menderita penyakit yang sama.

Telah terbuktikan bahwa penyakit Alzheimer sering terjadi karena keturunan.

Pada tahun 2014 saja sudah lebih dari 44 juta orang di dunia ini yang menderita Alzheimer.

Diperkirakan pada tahun 2050 lebih dari 100  juta orang akan menderita Alzheimer.

Nama penyakit Alzheimer ini diambil nama seorang Dr Jerman - Alois Alzheimer yang pertama kali mengadakan penelitian mengenai penyakit ini pada tahun 1906.

Sampai sekarang belum diketemukan obat yang benar-benar tokcer tulen.

Penderita penyakit ini pada awalnya tidak menyadari bahkan menyangkal bahwa ia itu sudah pikun.

Walaupun demikian gejala ini bisa dilihat dan diketahui dengan nyata oleh orang-orang yang dekat dilingkungannya.

Alzheimer ini terjadi karena adanya penciutan/pengerutan otak bagian depan.

Tahap awal dimulai dengan gejala mudah lupa atau cepat lupa.

Akhirnya akan mengalami kemunduran aktivitas hidup sehari-hari.

Misalnya tidak bisa berpergian sendirian lagi, tidak bisa melakukan korespondens maupun mengatur keuangan.

Pada tahap akhir mereka sudah tidak mampu untuk berpakaian sendiri lagi, menyisir, makan maupun ke kamar kecil sekalipun juga.

Oleh sebab itulah mengurus penderita penyakit Alzheimer dibutuhkan pengorbanan, kesetiaan dan kasih sayang yang luar biasa dari pasangan hidupnya dan yang sudah pasti minimum "one hundred litre of tears".

Tokoh penderita penyakit Alzheimer yang dikenal oleh banyak orang adalah mantan presiden Amerika Ronald Reagan.

Ketika ia menyadari bahwa ia menderita penyakit tersebut, Reagan telah menulis surat dengan tulisan tangan sendiri.

Dimana ia memohon kepada rakyat  Amerika untuk berdoa bukan bagi dia sendiri, melainkan bagi istrinya Nancy Reagan agar ia diberikan ketabahan maupun kesabaran untuk mendampinginya.

Pada saat itulah kasih sayang seseorang akan diuji, berapa jauh kasih dia terhadap pasangannya.

Nancy telah mendampingi Ronald dengan setia dan penuh kasih sayang, di hari-hari akhirnya yang semakin gelap.

Oleh sebab itulah media  Amerika Serikat sangat gencar sekali mengelu-elu dan menampilkan profil dari Nancy Reagan.

Maka dari itu tepatlah adanya pameo dibalik laki-lagi yang hebat pasti ada perempuan pendamping yang hebat pula.

Pada saat itulah kasih sayang seseorang akan diuji, berapa jauh kasih dia terhadap pasangannya.

Bagi mereka yang hobby nonton film mungkin masih ingat akan film Korea yang berjudul Nae meorisokui jiwoogae" atau dalam bahasa Inggrisnya A Moment to Remember".

Film lainnya yang juga sangat mengharukan mengenai kisah seorang pengacara perempuan yang sukses Diana McGowin (Mia Farrow), dimana akhirnya ia sudah tidak bisa mengingat nama maupun waktu lagi.

Film tersebut berjudul "Forget me Never" mungkin hal inilah juga yang saya harapkan dari pasangan hidup saya dikemudian hari.

Salam,

Mang Ucup

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun