Mohon tunggu...
Abdulrozak Asm
Abdulrozak Asm Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Saya Seorang Suami dan Ayah Beruntung.

Seorang Suami dan Ayah Beruntung. Catatan lain saya di sini www.catatanabdul.web.id

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memecah Kemacetan Ibu Kota yang Penuh Dilema ala Abdul

10 November 2017   15:21 Diperbarui: 11 November 2017   09:14 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waw luara biasa akan terlihat betapa luasnya sisa parkiran betapa luasnya jalan yang tersisa.

Ingat itu jika 100 karyawan saja, bagaimana jika 1000 karyawan. Jika semua orang menggunakan sepeda motor luar biasa akan ada 1000 sepeda motor dijalanan dan akan berhenti di paskiran sebanyak 1000 sepeda motor. Jika ide nomer dua yaitu ridesharing atau beramal kepada teman berjalan maka masih 500 sepeda motor.

Coba bayangkan andaikan sistem jemputan karyawan berjalan dengan baik satu bus isinya 50 karyawan maka hanya akan ada 200 BUS saja. Sisa area parkiran akan cukup luas, jalanan akan cukup lengang.

Saya tahu mungkin hal tersebut yaitu membeli sarana bus akan memberatkan perusahaan untuk itulah pemerintah mungkin bisa memberikan subsidi. 

Saya pikir jika hal ini akan memberikan solusi pada terhentinya kemacetan daripada membangun jalan yang sulit sekali karena harus membebaskan lahan ini dan itu. Mungkin lebih mudah membelikan BUS untuk perusahaan. Mungkin tidak membelikan total paling tidak 50 % atau dibuat kesepakatanlah. Toh hasilnya akan saling menguntungkan juga membuat semua jadi lancar.

Jika sistem jemputan ini berjalan lancar, saya pikir jumlah kendaraan dan orang yang beredar dijalan akan sangat berkurang asalkan semua perusahaan menerapkan sistem ini. Semua perusahaan menerapkan aturan tidak ada yang tidak naik jemputan. Termasuk pejabatnya. Ingsa Alloh jalanan akan sangat berkurang penggunanya.

Nah mungkin itulah ide dari saya yang bisa saya sumbangkan, boleh tertawa membacanya, boleh mencibir terserah itu adalah hak anda. Yang penting kita tetap semangat dan tetap bersatu.

Sekian dari saya semoga bisa bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun