Perhatikan gambar lamunan saya berikut ini.Â
Berikut keterangannya
no 1 dan 3 adalah naikan dan turunan dimana tidak semua bagiannya berupa tangga tapi tanjakan yang tidak terlalu nanjak. Misalkan jembatan akan dibangun sepanjang 500 m maka jatah untuk no 1 dan 3 masing - masing 100 m. Dengan demikian tidak akan terasa nanjak. Yang 3oo meternya datar dan disinilah bisa digunakan untuk bonus selfie atau foto - foto.
Seperti disebutkan sebelumnya No 2 ini adalah tempat foto - foto. Kenapa saya berikan lingkaran menonjol maksudnya adalah berupa tonjolan yang kita bisa masuk ke area tonjolan tersebut. Kita bisa memotret dari ketinggian dengan arah 180 derajat. Dibuat sedemikian rupa supaya cantik untuk foto - foto dengan pemandangan jalan dan gedung serta para pedagang kaki lima.
Sebagai tambahan supaya jembatan ini khusus untuk pejalan kaki tanpa ada kendaraan bermotor tempat masuk diawal jembatan dan diakhir jembatan gunakan tangga sehingga motor tidak bisa naik. Sekitar 3 sampai 5 meter untuk menghalangi sepeda motor masuk.
Baik  mungkin sudah terbayang bagaimmana ide saya ini, itulah solusi yang pertama.
Ridesharing
Ide yang kedua yang bisa saya utarakan adalah ridesharing, kenapa demikian.
Ini yang terlintas dalam pikiran saya.
Pemerintah dengan segala hak yang dimilikinya menurut saya bisa saja melarang sepedamotor dan mobil tidak beroprasi di Ibukota atau bisa membuat program Ibu kota bebas motor dan mobil. Namun tidak mungkin hal itu dilakukan.Â