Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Tubagus Rahmat Saf Rai

Jurnalis || Founder Sekumpul EduCreative II Direktur Wilip Institute || Penulis Skenario Film || Bidang Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi PWI Kota Cilegon || Humas

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

1.470 Kematian Dini Tiap Tahun, Jika PLTU Suralaya Unit 9-10 Beroperasi? (Bagian 2)

28 Januari 2025   23:44 Diperbarui: 28 Januari 2025   23:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angka-angka mengerikan terus bermunculan. PLTU ini diprediksi akan melepaskan 250 juta metrik ton karbon dioksida sepanjang masa operasinya. Biaya kesehatan akibat dampaknya diperkirakan mencapai Rp14,2 triliun per tahun. 

Laporan "Debu Racun di Tanah Jawara" dari Trend Asia dan Walhi menyebutnya sebagai proyek yang dipaksakan---simbol investasi yang tidak relevan di tengah ancaman krisis iklim.

Cilegon, kota industri yang menjanjikan masa depan, kini menjadi ironi. Di balik geliat industrinya, kota ini terperangkap dalam lingkaran polusi yang merenggut kualitas hidup warganya. 

Penambangan batu bara di hulu merusak hutan, sementara limbah industri mencemari kawasan hilir, menciptakan kerusakan yang menyeluruh.

Di era krisis iklim, seharusnya Indonesia melangkah berani menuju energi terbarukan. Namun, realitas di lapangan berbicara sebaliknya. 

PLTU Suralaya Unit 9-10 menjadi simbol dilema besar: transisi energi yang terjebak di antara janji dan kenyataan.

Cerobong-cerobong itu, yang menjulang dengan gagahnya, mungkin membawa terang bagi sebagian orang, tetapi bagi banyak lainnya, mereka adalah ancaman yang mengintai. 

Langit Banten kini bukan sekadar kelabu; ia adalah saksi bisu atas perjuangan manusia melawan kehancuran yang mereka ciptakan sendiri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun