Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Laut yang Terkurung: Jeritan Nelayan Tangerang di Balik Pagar Misterius

10 Januari 2025   05:49 Diperbarui: 10 Januari 2025   00:52 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi Mahmudin, laut adalah sumber kehidupan. Kehilangan kebebasan di laut berarti kehilangan dirinya. Kisah ini bukan hanya tentang pagar bambu, tetapi juga tentang perjuangan manusia melawan ketidakadilan yang mengancam penghidupan dan identitas mereka.

Mahmudin yang mencari keadilan mengingatkan kita bahwa di balik setiap struktur yang tampak sederhana, terdapat cerita tentang ketidakadilan dan harapan akan kebebasan. Semoga suara nelayan seperti Mahmudin tidak tenggelam di tengah arus kepentingan yang lebih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun