Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenang 500.000 Korban Gas Bhopal, Bisa Terulang di Cilegon?

27 Januari 2024   15:13 Diperbarui: 27 Januari 2024   15:14 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PT Chandra Asri (foto Aryo dewa)

Pekan lalu, Sabtu pagi, 20 Januari 2024 rasanya pertama kali terjadi seluruh warga Kota Cilegon dan daerah sekitar mencium bau busuk kimia. Bau busu kimia yang dirasakan sepanjang hari menyebabkan gangguan pernafasan, serta menyebabkan mual, pusing dan mata pedih.

Rupanya bau busuk kimia berasal dari pabrik kimia yang mengalami gangguan oprasional. Tak berselang lama, kemudian beredar siaran pers dari PT Chandra Asri Paific yang mengumumkan kondisi pabrik mengalami masalah yang  berdampak pada polusi udara buruk yang tersebar luasa.

Corporate Shared Value Department Manager PT Chandra Asri Pacific Tbk, Wawan Mulyana menuliskan kronologi peristiwa terjadi pada hari Sabtu, 20 Januari 2024, dimana Pabrik Chandra Asri Group di Ciwandan dan Anyer peristiwa terjadi pada hari Sabtu, 20 Januari 2024, dimana Pabrik Chandra Asri Group di Ciwandan dan Anyer mengalami gangguan pada alat yang mengharuskan perusahaan melakukan pembakaran di cerobong.

Hingga saat ini, pihak PT Chandra Asri Pasific (CAP) belum secara terbuka menjelaskan masalah yang terjadi di pabriknya. Bahkan upaya menutup peristiwa ini cukup membangun framing dengan menganggap bau busuk kimia itu tidak berbahaya dan aksi santunan kepada warga di sekitara pabrik.

Seperti yang disampaikan Humas PT Chandra Asri Pasific (CAP) Endang Suryanto yang menyebutkan jika bau busuk kimia itu tidak akan menyebabkan kematian. Meski hingga saat ini tidak menyebabkan kematian, namun kebanyakan orang mengalami keluhan mual, pusing, dan mata pedi saat peritiwa itu terjadi.

Paparan gas kimia dapat menyebabkan dampak serius terhadap kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Salah satu dampak paling umum dari paparan gas kimia adalah gangguan pernapasan. Gas-gas seperti amonia, klorin, dan hidrogen sulfida dapat merusak saluran pernapasan, menyebabkan iritasi, sesak napas, dan dalam kasus yang parah, kegagalan pernapasan.

Satu pekan lamanya, penduduk Kota Cilegon berjumlah 442.803 orang belum mendapatkan informasi terkait peristiwa tersebut. Pihak PT Cap dan Pemerintah Kota Cilegon memiliki kewajiban membuka data terkait zat apa yang mencemari udara Kota Cilegon.

PT CAP Mendapatkan Penghargaan Proper Emas dari KLKH

Bagi masyarakat yang setiap hari beraktifitas melewati jalan raya Ciwandan - Anyer yang melewati Pabrik PT CAP pasti akrab dengan aroma tidak sedap. Meski begitu, PT CAP baru-baru ini mendapatkan sebuah penghargaan Proper Emas dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH).

Genap sebulan lalu PT CAP menerima Proper Emas, penghargaan tertinggi dari KLHK dianugerahkan kepada pabrik petrokimia yang dinilai telah melakukan eco-inovasi pengembangan solusi kreatif dan berkelanjutan. Namun peritiwa bau busuk kimia masih bisa terjadi pada Industri dengan teknologi tinggi, apakah baik-baik saja?

PT CAP Jangan Mengulang Peristiwa Bhopal

Peristiwa bau busuk kimia dari PT CAP mengingatkan pada insiden kebocoran gas di Bhopal, pada malam hari 2–3 Desember 1984. Pabrik pestisida Union Carbide India Limited (UCIL) di Bhopal, Madhya Pradesh, India menjadi catatan  bencana industri terburuk di dunia. Lebih dari 500.000 orang terpapar gas metil isosianat (MIC) akibat 40 ton gas bocor dari pabrik tersebut.

Rentetan penyebab terjadinya tragedi gas Bhopal bermula adanya kebocoran dan berdampak pada kematian para pekerja. Akibat kebocoroan gas tersebut mencatat 520.000 orang terpapar.

Dari jumlah tersebut, 200.000 diantaranya berusia di bawah 15 tahun dan 3.000 diantaranya adalah wanita hamil. Catatan jumlah kematian secara resmi 2.259 jiwa dan pada tahun 1991, 3.928 kematian telah disertifikasi secara resmi. Ingrid Eckerman memperkirakan 8.000 meninggal dalam dua minggu setelah paparan gas tersebut (wikipedia).

Tragedi Gas Bhopal adalah pengingat yang menyakitkan tentang bahaya industri kimia jika tidak dikelola dengan baik. Cilegon harus belajar dari pengalaman tersebut dan mengambil langkah-langkah preventif yang tegas untuk mencegah terjadinya tragedi serupa.

Seharunya ini menjadi peringatan bagi seluruh dunia tentang bahaya industri kimia dan perlunya keamanan yang ketat dalam pengelolaannya. Tragedi kebocoran gas bisa menelan ribuan korban jiwa secara masal dan meninggalkan dampak lingkungan yang serius.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun