Di jam istirahat belajar, anak-anak bermain dengan riang gembira di tanah lapang di depan sebuah madrasah. Mereka bermain seperti tidak terjadi apa-apa, meski pun tercium bau busuk.
Anak-anak kerap mentertawakan satu sama lain ketika melihat lubang hidung kotor kehitaman. Mereka tidak menyadari bahwa kotoran hitam itu adalah debu batu bara.
Sejak sepuluh bulan lalu, mereka sudah terbiasa dengan kondisi pencemaran udara yang disebabkan oleh lokasi stockpile batu bara PT RBJ yang berada di belakang Madrasah Diniyah Darul Ilmi.
Debu-debu berwarna hitam itu juga sudah sangat mengganggu aktifitas keseharian masyarakat di Link. Karang Tengah, Kelurahan Kedaleman, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon.
Setiap hari debu batu bara yang terbawa angin mengotori rumah-rumah padat penduduk di lingkungan tersebut. Mengerikannya lagi, debu berukuran sangat kecil bisa masuk ke dalam kamar rumah.
Ketika cuaca panas, debu-debu batu bara akan menyelimuti atap rumah seperti layaknya salju di musim dingin. Namun saat hujan turun, air yang jatuh dari atas genteng akan berubah menjadi warna kehitaman.
Ustadzah dan Murid Positif Sakit Paru-paru
Ustad Ahmad Fauzi, pemuda Link. Karangtengah mengatakan dampak pencemaran debu batu bara itu membuat banyak orang yang mengalami gejala sakit pernafasan.
"Tidak sedikit yang sudah merasakan gejala sakit pernafasan atau batuk-batuk. Ini dianggapnya batuk biasa, padahal sudah ada salah satu pengajar dan santri di madrasah yang positif sakit paru-paru," kata Ustad Fauzi.