Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Lupakan KCS, Cara Menjaga Kewarasan Menghadapi Pemilu Kembali

30 April 2023   02:54 Diperbarui: 30 April 2023   06:17 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki harapan terhadap sesuatu yang tidak pasti itu sangat melelahkan. Apalagi sebuah harapan yang dijanjikan untuk mewujudkan sebuah kesejahteraan dalam hidup.

Sehingga cara paling tepat adalah melepaskan semua harapan itu. sudah tidak perduli lagi dengan apapun dengan sebuah janji yang keluar dari produk politik.

Pembahasan politik di kalangan anak muda rupanya sudah memiliki cara pandangan yang berbeda dengan generasi di atasnya. Tema politik masih bisa masuk di wilayah obrolan tongkrongan anak muda dengan gaya yang lebih santai dan menyenangkan, yaitu dengan menjadikan sebuah janji politik itu lelucon.

Seperti di tengah obrolan malam di sebuah warung kopi di pinggir jalan protokol, seorang kawan melemparkan kartu yang sangat familiar, berlabel Kartu Cilegon Sejahtera (KCS).

Tanpa ada prolog set-up dan punchline yang kerap disampaikan para komika, tampilan kartu ajaib di Pilkada itu terasa menggelikan.

Bagaimana tidak, berkat kartu berwarna keemasan dengan foto dua sosok berwajah manusia yang tampak harmonis itu bisa menghipnotis masyarakat untuk memberikan suara dalam bilik TPS.

Kartu itu bisa dikatakan ajaib. Tak hanya bisa membantu mendongkrak suara unggul di kompetisi Pemilu, keberadaannya kerap menjadi perbincangan di masyarakat tanpa henti, hingga pada kebosanan sendiri.

Janji yang tertera di dalam kartu itu sangat menggiurkan. Pelaku usaha berharap mendapatkan bantuan modal usaha UMKM untuk menyokong permodalan usahanya.

Pengangguran yang dijanjikan terbukanya lapangan pekerjaan. Beasiswa full sarjana yang diidamkan anak sekolah yang telah lulus. Serta bantuan kesehatan yang ternyata ketua RT aja tidak bisa berobat ke rumah sakit tanpa kartu jaminan.

Puja puji janji itu sudah diklaim berhasil meningkatkan kesejahteraan. Realitanya, pernyataan tidak disertai validasi data yang bisa diakses semau orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun