Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Banjir Menghantam Proyek Pembangkit Listrik Jawa - Bali

17 Januari 2023   12:45 Diperbarui: 17 Januari 2023   12:52 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini jadilah kawasan Proyek PLTU Jawa 9-10 yang telah menghabiskan ekosistem hijau. 

Mengutip dari www.ruangenergi.com, Direktur Utama PT Indonesia Power Ahsin Sidqi menjelaskan bahwa pembangunan proyek Jawa 9 dan PLTU Jawa 10 berkapasitas 2 X 1000 megawatt (MW). 

Nantinya akan menjadi pembangkit listrik ramah lingkungan meski menggunakan bahan bakar batubara, karena menggunakan teknologi boiler ultra super critical.

PLTU ini dibangun oleh gabungan sejumlah perusahaan, seperti anak Usaha PLN Indonesia Power melalui PT Indo Raya Tenaga dengan kepemilikan saham 51%, Perusahan swasta Barito Pacific Group dan KEPCO, perusahaan luar negeri Listrik Korea Selatan dengan saham 49%.

Lembaga pinjaman asal Korea Selatan dikabarkan menjadi investor utama pembangunan PLTU unit 9 dan 10 yang diperkirakan akan menelan biaya US$3,5 miliar.

Pengerjaan kontruksi sudah dimulai sejak Januari 2020, namun kawasan yang digadang-gadang ramah lingkungan itu justru sudah terjadi beberapa kali banjir. 

Kondisi lingkungan yang minum adanya pohon-pohon menyebabkan tidak ada serapan air. akhirnya ketika terjadi hujan deras, banjir sudah tidak bisa ditampung lagi.

Efeknya, masyarakat disekitar kawasan itu yang terdampak. Akses jalan umum masyarakat turut tergenang. Mesin kendaraan bermotor mati karena air bercampur tanah perbukitan.

Persoalan banjir ini, menjadi perlu mengkaji ulang dokumen AMDAL dan Piel Banjir proyek PLTU unit 9-10. Mestinya jika pembangunan sudah sesuai prosedur, setiap hujan deras sudah ada aliran air yang langsung dibuang ke laut atau tidak menyebabkan banjir.

Aktifis lingkungan Heri yang kini menjabat Ketua Umum Banten Antisipator Lingkungan Hidup Indonesia (BALHI), banjir yang terjadi akibat kurangnya perhatian terhadap kondisi lingkungan dan antisipasi hujan deras saat pembangunan Unit 9-10 PLTU Suralaya.

Heri saat memberikan pernyataan di Trotoar Banten, menyebutkan bahwa Indonesia Power atau PLTU Suralaya seharusnya tidak ada banjir di kawasan proyek unit 9-10, karena sudah ada antisipasi perencanaan pembangunan yang lolos uji AMDAL dan Piel Banjir.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun