Kembali jagat dunia maya dihebohkan dengan beredarnya video viral gengster pelajar sedang kejar-kejaran dengan mengacungkan senjata tajam di Jalan Raya Merak (jalan Kembar), Kota Cilegon pada Jumat sore, 18 November 2022.
Video amatir yang direkam dari dalam mobil itu tampak memperlihatkan sejumlah gengster pelajar diduga sedang aksi tawuran dengan berkejar-kejaran mengendarai sepeda motor. Bahkan tampak seorang pelajar mengacungkan senjata tajam mengejar lawannya.
Aksi yang terekam ini kemudian banyak yang mengkaitkan dengan keberadaan gengster yang belum lama ini meresahkan warga sekitar Kota Cilegon dan Kawasan Wisata Pantai Anyer.Â
Keberadaan gengster dari kalangan pelajar ini sangat meresahkan. Kemudian timbul ketakutan bagi warga yang memiliki aktifitas diluar rumah pada malam hari.
Teror sekelompok gengster pelajar berseragam sekolah dengan senjata tajam di tengah jalan sungguh tidak elok dalam dunia pendidikan di tanah para jawara ini.
Aksi kekerasan semacam itu dalam wajah pelajar menunjukan perilaku kenakalan remaja yang kelewat batas. Pendidikan seharunya membentuk moral dan budi pekerti, namun ada sekelompok pelajar yang berperilaku layaknya preman.
Polres Cilegon bergerak cepat menindak aksi sekelompok pelajar tersebut. Melalui video yang diunggah dalam akun Instagram @polres_cilegon disebutkan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan 4 pelaku yang diduga terlibat dalam tawuran.
Ironisnya, pelajar yang diciduk itu terdapat 2 orang masih berusia 14 tahun dan satu orang berusia 15 tahun dengan berstatus pelajar. Sementara satu orang berusia 17 tahun sudah tidak sekolah.Â
Satu buah senjata tajam, yaitu celurit menjadi barang bukti aksi tawuran tersebut. Hingga saat ini pihak kepolisian masih mengembangkan kasus ini dan menelusuri para pelaku lainnya.
Melihat kenakalan pelajar yang menjadikan nyawa sebagai taruhan tentu tidak elok. Tawuran antar dua kelompok dengan mengacungkan senjata tajam berkejar-kejaran di jalan umum.
Dari kacamata Sarjana Pendidikan, melihat peristiwa ini mencoreng dunia pendidikan. Kota Cilegon dengan motonya Cilegon Bermartabat tapi dicoreng dengan aksi kriminal gengster cilik dari para pelajar.
Pendidikan bermartabat seharusnya membangun suasana pendidikan yang mampu mewujudkan rasa dan perlakuan yang humanis pada seluruh pelajar di Kota Cilegon.
Pendidikan sudah dikemas sesuai dengan perkembangan zaman. Hingga kemudian Kemendikbud meluncurkan kurikulum Merdeka Belajar.
Kurikulum ini sebenarnya bagus, karena dapat membangun karakter anak sebagai pembelajar dengan mengembangkan potensinya, agar punya motivasi belajar, antusiasme, karakter positif, rasa ingin tahu, kritis, peka, punya cita-cita, kemauan yang kuat untuk berkembang dan memiliki dirinya secara utuh, sehingga memiliki rasa tanggungjawab atas kehidupan dirinya dan masyarakat.
Mewujudukan Kota Cilegon Bermartabat yang selalu digembor-gemborkan Kepala Daerah disetiap sambutannya di atas panggung, kini menemukan titik permasalahan yang harus dijadikan evaluasi dan aksi nyata dalam mengatasi gengster cilik ini.
Menjadi tanggungjawab semua pihak tentunya dalam persoalan ini. Jangan dilihat dari aksi tawurannya saja, tindakan persuasif harus kembali masih digalakkan di sekolah-sekolah dan pendidikan dalam keluarga.
Sejarah Kota Cilegon telah melahirkan darah para jawara yang berkorban untuk kemerdekaan, bukan melahirkan para gengster cilik yang menumpahkan darah dengan konyol untuk sebuah eksistensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H