Kenapa Wali Kota tidak gentle mengatakan ketidakmampuan dalam perbaikan jalan ajur mukmuk (rusak parah) yang ada di sejumlah titik di Kota Cilegon?
Pertanyaan yang kerap muncul ketika sedang ngobrol santai forum kecil, ataupun di ruang media sosial grup WhatsApp Cilegon Kota Industri terkait betapa lambatnya perbaikan jalan ajur mukmuk di Kota Cilegon.
Akhir-akhir ini, jalan ajur mukmuk kembali memakan korban. Jalan Kubang Laban persis akses masuk kantor Kelurahan Panggung Rawi yang sudah seperti kubangan air itu mengakibatkan pengendara motor metik terjungkal.
Naas, dua orang itu bermandikan lumpur. Seluruh pakaiannya tak luput dari air kotor itu. Terdengar suara seorang perempuan yang mengatakan bahwa mesin motor mati total.
Kejadian bukan yang pertama, sudah banyak jalan ajur mukmuk ini memakan korban. Entah sampai kapan diperbaiki
Menuju dua tahun menjabat, Wali Kota Cilegon sangat minim pembangunan yang telah dilakukan. Bahkan, pencapaian terbesar APBD Kota Cilegon tahun 2021 berujung SILPA Rp469 miliar.
Hampir setengah triliun rupiah yang tidak digunakan untuk pembanguan di Kota Cilegon. Tapi, anehnya kemudian muncul pemberitaan tidak adanya pembayaran penyedia jasa konstruksi pada Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPU-TR) Cilegon.
Kasihan sekali penyedia jasa kontruksi. Padahal anggaran ada, tapi kenapa muncul gagal bayar sebesar senilai Rp14,2 miliar
Sementara itu, mengutip dari Bantennews.co.id, Wali Kota Cilegon berdalih persoalan yang dialami penyedia jasa konstruksi pada APBD 2021 lalu merupakan akibat gagal tagih.
Wali Kota Cilegon beralasan jika di  BPKAD tidak ada berkas tagihan dari penyedia jasa melalui DPU-TR, sehingga tak bisa dibayarkan.
Begitulah sekelumit drama pembangunan infrastruktur di Kota Cilegon. Gagal bayar ataupun gagal tagih dalam proyek infrastruktur, Wali Kota dengan BKPKAD dan DPU-TR pun tak ada keselarasan satu jawaban. Saling menyalahkan layaknya konflik di cerita sinetron.
Sebagai masyarakat penikmat jalan ajur mukmuk di Kota Cilegon, secara kasat mata pun sangat terlihat, bahwa menuju tahun kedua menjabat Wali Kota Cilegon apa yang sudah dibangun dari RPJMD dan Janji Politik?
Lebih dikerucutkan lagi, persoalan jalan ajur mukmuk saja tak pernah diperbaiki. Dikunjungi, lalu berjanji "bulan depan akan diperbaiki."
Nyatanya hingga berbulan-bulan janji itu bernasib sama seperti janji kampanye yang nyaris tak terdengar lagi, kapan akan direalisasikan?
Selama ini untuk menutupi lambannya pembangunan, narasi yang diluncurkan Wali kota hingga para pendukung setianya selalu mengatakan, "baru menjabat setahun lebih sudah ribut terus jalan ajur mukmuk, Wali Kota kemaren ngapain aja?"
Narasi yang bikin gemes sebenarnya, dengan selogan Cilegon Baru, Modern dan Bermartabat masih baper dengan masa lalu.
Tidak memandang bahwa pejabat sekarang memiliki tanggungjawab untuk melakukan pembangunan yang harus dikerjakan saat ini juga.
Jalan rusak itu memang sudah bertahun-tahun lamanya. Jika sekarang mampu dikerjakan, tentu tidak perlu menyalahkan siapa pun di masa lalu. Sejatinya keberhasilan penguasa saat ini adalah mampu menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapinya.
Setiap saat, kabar jalan ajur mukmuk memakan korban kerap menghiasi media sosial. Itu yang terekam kamera, entah berapa banyak korban yang sebenarnya?
Harapannya tentu ada pada lelang pengerjaan proyek pembangunan jalan akses Panggung Rawi atau dikenal Kubang Laban yang sudah lelang.
Mengutip pengumuman lelang dari www.lpes.cilegon.go.id, proyek perbaikan jalan ini senilai Rp1,3 miliar.Â
Pengumuman lelang ini tentu berharap tidak terulang gagal seperti di akhir tahun 2021 lalu. Gagal lelang hanya akan merugikan masyarakat Cilegon yang tidak bisa menikmati hasil pembangunan yang sudah dianggarkan melalui APBD.
Sudahi gagal bayar, gagal tagih, gagal serapan APBD menjadi SiLPA. Semoga jangan jadi pemimpin gagal membangun kota tercinta ini!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H