Disadari betul dalam siaran pers Dinas Kominfo Sandi dan Statistik Kota Cilegon, pada 4 Maret lalu, disebutkan bahwa Pemkot Cilegon saat ini sedang mengupayakan mendapatkan dana hibah dari pusat.
"Karena perbaikan jalan Lingkar ini cukup memakan anggaran yang banyak ya, dan jalan lingkar ini juga menjadi akses jalur industri juga pariwisata, jadi kita sedang mengupayakan mendapatkan dana hibah jalan dari Kementerian PUPR agar nantinya perbaikan jalan ini bisa menghemat anggaran kota," begitulah kata Pak Wali Kota.
Berharap mendapatkan dana hibah dari pusat dengan proses yang entah kapan akan didapat, rasanya jalan ajur mukmuk akan menjadi semakin parah dan semakin membuktikan bahwa ketidakmampuan?
Pak Wali apa tidak bertaji dalam perbaikan jalan rusak yang makin parah?
Andai urusan perbaikan jalan ajur mukmuk bisa secepat mengumpulkan 12 penghargaan yang selalu dibangga-banggakan saat sambutan Pak Wali Kota.
Maka sat set sat set urusan jalan ajur mukmuk bisa segera teratasi.
Masalah perbaikan jalan ajur mukmuk memang dibutuhkan keberanian dan jika kepemimpinan yang berani bertindak out of the box.
Pak Wali Kota seharunya mampu menciptakan dobrakan hebat, entah bagaimana cara menghimpun dana perbaikan jalan ajur mukmuk itu.Â
Jika 12 penghargaan mudah sekali didapatkan, masa perbaikan jalan ajur mukmuk  tidak mampu?
Jelang HUT Kota Cilegon ke-23, tidak elok rasanya sebagai kota terkaya ke-4 di Indonesia dan daerah pencapaian investasi, tapi dikepung dengan kondisi jalan ajur mukmuk.
Tidak hanya memiliki tugas memperbaiki jalan ajur mukmuk di JLS, jalan-jalan di Kota Cilegon lainnya pun tidak ubahnya seperti kubangan kerbau.