Related dengan kondisi kerusakan lingkungan di sejumlah wilayah serapan air di Banten saat ini. Sebab dan akibat menjadi hukum alam yang nyata di rasakan.
Mari kita coba melihat kembali peristiwa banjir besar yang pernah terjadi di Banten sekitar 3 tahun terakhir. Pertama, banjir bandang Kabupaten Lebak, 1 Januari 2020.Â
Penyebab banjir bandang dan longsor saat itu diakibatkan marak terjadinya penebangan pohon di hulu Sungai Ciberang yang berada di Pegununan Halimun. Belum lagi kawasan Gunung Halimun dijadikan pertambangan ilegal.
Kota Cilegon pun tidak luput dari banjir yang kerap menghampiri. Tahun 2018 hingga 2022 masih terbayang ketika banjir merata di wilayah Kota Cilegon dan sekitarnya. Melumpuhkan akses pintu tol Cilegon Timur dan merendam kawasan pabrik.
Lagi-lagi akibat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh maraknya lokasi tambang galian C yang terang-terangan menghabisi pohon-pohon dan serapan air.
Kerusakan yang terkesan dibiarkan dan tidak perlu menaruh kekhawatiran sudah biasa dilihat di sepanjang Jalan Lingkar Selatan Kota Cilegon.Â
Curah hujan yang tinggi tidak mampu diresap lagi dengan pohon, hingga banjir sudah terbiasa menghampiri Kota Cilegon, bahkan pernah masuk hingga perkantoran Walikota Cilegon.
Kembali pada banjir besar yang baru saja terjadi. Kerusakan lingkungan sepertinya bukan isu yang menarik untuk dibicarakan oleh kepala daerah saat melakukan kunjungan di wilayah terdampak banjir.
Salah satu titik kerusakan alam di pegunungan yang rusak akibat penebangan pohon bisa dilihat di Kecamatan Saksahan dan Kecamatan Waringin Kurung.Â
Kawasan pegunungan itu terjadi banjir bandang yang tidak biasanya terjadi.