Sebagai Kota Industri, bayangan kita tentu aja akan memasuki kawasan perkotaan metropolitan. Berkendara di jalanan yang nyaman sambil melihat suasana kota yang nyaman dan indah.
Idealnya, Kota Cilegon harusnya demikian. Kota Industri yang berperan menyokong pendapatan pajak terbesar skala nasional, namun kondisinya justeru memprihatinkan.
Jalan rusak ada di mana-mana. Mulai jalur protokol yang tidak rata dengan tambal sulam bekas perbaikan aspal, jalan nasional yang berlubang, hingga akses jalan industri dan pariwisata yang dikenal sebagai nama Jalan Aat- Rusli.
Belum lagi warga yang tak pernah berhenti berkoar-koar minta perbaikan jalan di lingkungannya. Orang Cilegon bilang, jalan sudah ajur mukmuk, artinya rusak serusak-rusaknya.
Rasa kekecewaan saya sebagai masyarakat yang selalu menerima laporan masyarakat, baik di media sosial maupun di pemberitaan di media, adalah kondisi Jalur Lingkar Selatan atau Jalan Aat-Rusli yang sudah ajur mukmuk.
Kondisi badan jalan dengan retakan parah, membentuk kubangan air. padahal Jalur Lingkar Selatan termasuk akses jalan vital yang dilewati kendaraan besar industri dan akses menuju Kawasan Pariwisata Anyer.
Kondisi Jalan ajur mukmuk sangatlah membahayakan bagi pengendara. Apalagi kemudian laporan yang muncul bukan itu saja, di penghujung Januari ini, Jalur Lingkar Selatan menelan banyak korban akibat kondisi jalan yang makin buruk.Â
Kali ini terdapat tanah lumpur setebal 5 cm yang tercecer di badan jalan. Akibatnya, ketika malam dengan minim lampu penerangan jalan, tidak sedikit pengguna jalan terpeleset dan terpelanting jatuh.
Inalillahi wa Innailaihi rojiun. Semoga para korban diberikan kesehatan dan dipulihkan segera dari sakitnya.