Ketika membaca berita tentang Raffi Ahmad Akuisisi Cilegon United FC menjadi RANS Cilegon FC, ada rasa sedih yang begitu berat saya rasakan.
Stadion Krakatau Steel menyimpan banyak kenangan yang membangkitkan cita-cita menjadi pemain sepak bola profesional. Saat kecil, di stadion itu, klub sepak bola paling keren bagi saya adalah Pelita KS.
Di awal tahun 2000, saat anak SD tidak mampu membeli tiket masuk ke Stadion KS untuk menyaksikan Pelita KS bertanding. Melalui pagar besi yang sudah berkarat dan berteduh di bawah pohon sawit menjadi tempat yang nyaman untuk menonton.
Pilihan kedua adalah ikut berkumpul di depan pintu masuk stadion. Biasanya di tengah pertandingan, pintu dibuka paksa dan semua orang bisa masuk. Ini bisa dikatakan keberanian saya ketika sudah SMP. Hingga kemudian Pelita KS menghilang di tahun 2006.
Dari Pelita KS ini saya kemudian bisa mengenal pemain M. Nasuha yang kemudian menjadi kebanggaan Timnas Indonesia. Kang Nasuha setidaknya bisa terus saya banggakan hingga saat ini.
Pengganti Pelita KS kemudian muncul klub yang diberi nama Cilegon United FC di tahun 2012. Prestasi tertinggi Cilegon United FC masuk Divisi Utama di tahun 2015 dibawa pelatih Bambang Nurdiansyah.
Jika dulu saya bisa nonton pertandingan Pelita KS dengan mengintip dari pagar, ketika Cilegon United FC bertanding saya berada di pinggir lapangan sebagai wartawan foto. Saya bisa bebas masuk ke stadion dengan mengandalkan kartu pers dan dibawa koordinasi  media center Cilegon Unitid FC.
Lucu saja ketika mengenang saat itu. Jika dulu Pelita KS bertanding masyarakat ramai berduyun-duyun datang ke stadion. Ketika Cilegon United Fc bertanding para penonton datang atas intruksi Wali Kota Cilegon.Â
Sehingga para ASN pun hukumnya wajib nonton, baik suka mau pun cuma cari muka atasan. Absen jam kerja ASN pun dilakukan langsung di tribun penonton.
Tiket ditanggung  sendiri tentunya. Bahkan ada seorang lurah yang habis-habisan membeli tiket untuk staf dan warganya. Belum lagi para guru, tidak hanya beli tiket, tapi juga harus membeli kaos suporter dengan bahan yang tidak bagus.
Ya, itu hanya serba-serbi penonton saja. Masih ada juga suporter sejati Cilegon United FC yang selalu mewarnai ramainya pertandingan.
Di saat Cilegon United FC dipuncak prestasi terbaiknya, Wali Kota Cilegon TB Iman Ariyadi ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di tahun 2017.
Penangkapan TB Iman Ariyadi terkait kasus suap perizinan Amdal pembangunan Transmart. Cilegon United FC dijadikan sebagai perantara penerima aliran dana suap sebesar Rp1,5 miliar. Â
Cilegon United FC jatuh bangun untuk tetap bertahan dengan keuangan yang sangat memberatkan dikemudian hari. Namun kini, sokongan dana besar datang dari artis kenamaan Raffi Ahmad.
Dimiliki Raffi Ahmad, Cilegon United FC berubah nama menjadi RANS Cilegon FC. Logo Gunung Anak Krakatau pun sudah berubah. Ya, ditangan Raffi Ahmad, akankah RANS Cilegon FC tetap menjadi kebanggaan masyarakat Kota Cilegon?
Raffi Ahmad sendiri akan mengembangkan sekolah sepak bola Rans Academy. Apakah juga tempatnya di Kota Cilegon?
Rudy Salim selaku Chariman Cilegon FC berencana akan membangun lapangan seluas 2,7 hektare di Pantai Indah Kapuk 2. Lapangan sebagai pusat latihan ini dibangun dengan sertifiikasi FIFA. Rencananya mulai dibangun awal tahun 2022. Tak hanya lapangan sepak bola, turut juga dibangun area wall climbing, lapangan badminton, futsal, tenis, dan skateboard.
Bagi saya ini adalah fasilitas mewah ketika mengingat selama ini Cilegon United FC masih numpang di Stadion KS. Sport center yang dibangun Pemkot Cilegon hingga kini pun mandeg pembangunannya. Kini, kemegahan fasilitas lapangan sepak bola bisa di dapat RANS Cilegon FC di Pantai Indah Kapuk 2.
Lalu, Raffi Ahmad akuisisi Cilegon United FC menjadi RANS Cilegon FC, apa bisa diterima masyarakat Kota Cilegon?
Saya, tidak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H