Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Dahulu Bernama Sint-Nicolaas Punt, Berikut 7 Fakta Unik Pelabuhan Merak

8 Maret 2021   07:01 Diperbarui: 10 Maret 2021   12:47 4419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelabuhan Merak (Instagram @jinpanji)


Pelabuhan Merak adalah sebuah pelabuhan penyeberangan yang berada di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Kecamatan Pulo Merak, Kota Cilegon, Banten. 

Pelabuhan ini menjadi sangat sibuk karena melayani penyebrangan yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Sumatra yang dipisahkan oleh perairan Selat Sunda.

Seiring perkembangan jaman, Pelabuhan Merak mengalami banyak sekali perubahan dan peningkatan kualitas pelayanan. Sekitar lima puluh ribu penumpang setiap harinya menggunakan jasa penyebrangan Pelabuhan Merak.

Bagi Anda yang pernah ke Pelabuhan Merak, yuk cari tahu fakta unik tentang perkembangan Pelabuhan Merak.

1. Dibangun H.W. Deandels

Tidak hanya membangun Jalan  Raya Pos Anyer - Panarukan, kedatangan H.W. Daendels juga yang pertama kali merancang pembangunan Pelabuhan Merak. Sejak menginjakkan kaki pertama kali ke Anyer pada 1 Januari 1808, Daendels telah memutuskan untuk membangun pelabuhan pertahanan untuk tempat bersandar armada kapal laut pasukan Perancis.

Ribuan tenaga kerja dipaksa untuk mengurug dan mempersiapkan pembangunan pelabuhan ini. Sayangnya karena kekurangan tenaga kerja, hingga Daendeles kembali ke Belanda pada tahun 1881, Pelabuhan tidak dibangun dengan sempurna.

Hingga akhirnya Pelabuhan Merak diduduki tentara Inggris. Sejak itu pula pelabuhan ini menjadi tempat bersandar kapal dagang maupun kapal militer.

2. Pelabuhan Perintis di Indonesia

Pelabuhan Merak kemudian kembali diambil alih oleh kolonial Belanda. Pelabuhan Merak dibuka pada tahun 1912 dan menjadi satu-satunya pelabuhan penyeberangan dari Pulau Jawa (Merak) ke Pulau Sumatera (Panjang), sehingga Pelabuhan Merak menjadi pelabuhan perintis yang beroperasi sebagai pelabuhan penyeberangan antar pulau.

Dalam laporan residen Banten tahun 1913, C.W.A van Rinsum menyebutkan, hampir semua kapal uap menuju pulau Jawa berhenti di Pelabuhan Merak. Selain melayani penyebrangan menuju Lampung, pelabuhan ini juga dibangun seiger untuk kapal-kapal pengangkut pos bersandar.

3. Pelabuhan Paling Aman

Dipilihnya Merak sebagai lokasi pelabuhan merupakan tempat yang paling strategis dan aman. Posisi Merak sangat berdekatan dengan Pulau Sumatera (Andalas) dibandingkan dengan daerah lainnya di pantai Utara di Pulau Jawa. Jarak tempuh menjadi semakin pendek yang jika ditinjau dari segi politik sangat menguntungkan.

Kondisi geografis di Merak juga sangat memungkinkan untuk menjadi sebuah pelabuhan penyeberangan, sebab secara alami didukung oleh palung laut serta adanya pulau-pulau kecil yang dapat menahan hempasan ombak dari Samudera Hindia yang masuk ke Selat Sunda.

Karena posisinya yang strategis ini juga, Pelabuhan Merak menjadi tempat untuk memantau dan mengawasi aktivitas pelayaran yang melintas di Selat Sunda, terutama kapal-kapal dagang yang merupakan saingan pemerintah kolonial Belanda saat itu.

Dermaga Pelabuhan Merak, Circa 1930, publikasi KITLV (diambil dari Muhammad Abduh Jamhari)
Dermaga Pelabuhan Merak, Circa 1930, publikasi KITLV (diambil dari Muhammad Abduh Jamhari)

4. Sint-Nicolaas Punt

Sebagai warga Cilegon pasti akan kesulitan menyebut nama Sint-Nicolaas Punt. Padahal pada jaman kolonial Belanda berkuasa, Merak bernama Sint-Nicolaas Punt.

Hal ini karena Pelabuhan Merak menjadi sangat penting ketika Belanda berhasil membangun jalur kereta api Merak pada tahun 1912. Jalur kereta api Merak ini terhubung dengan kota-kota lain di pulau Jawa. Merak kemudian menjadi kawasan yang sangat populer dalam dunia transportasi kereta api dan kapal laut.

5. Batang Kelapa sebagai Dermaga

Pasca kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mulai serius menangani Pelabuhan Merak pada tahun 1957. Awal pengelolaan Pelabuhan Merak diserahkan kepada PJKA (Perusahaan Jawatan Kereta Api). PJKA masih melanjutkan pengoperasian kapal penyeberangan yang telah ditinggalkan oleh Belanda sebagai akibat rasionalisasi.

PJKA waktu itu baru memiliki tiga kapal penyebrangan yang berasal dari peninggalan Belanda, kemudian diberi nama Karimun, Krakatau, dan Bukit Barisan.

Uniknya Pelabuhan Merak saat itu masih menggunakan batang-batang pohon kelapa sebagai dermaga atau kade. Pantai Merak yang dangkal menyebabkan kapal penyeberangan tidak dapat merapat. Penggunaan batang kelapa dipilih karena kemampuannya terapung dan tahan terhadap kandungan garam air laut.

Pelabuhan Merak (Instagram @jinpanji)
Pelabuhan Merak (Instagram @jinpanji)

6. ASDP sebagai Pengelola

Pengelolaan Pelabuhan Merak kemudian ditangani oleh perusahaan BUMN pada tahun 1977, yaitu PT ASDP (Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan). Di bawah perusahaan ini kemudian berhasil dibangun dermaga untuk kapal jenis Roro dan Kapal Cepat.

Pembangunan dermaga di Pelabuhan Merak sudah dimulai sejak tahun 1970, yaitu membangun dermaga tempat parkir kapal feri dan naik-turun penumpang. Pelaksanaan pembangunan ini mencapai sepuluh tahun. Hingga tahun 1980 resmilah beroperasi dermaga baru Pelabuhan Merak serta Pelabuhan Bakauheni.

Tahun 1980 Dermaga I resmi digunakan, selanjutnya Dermaga II pada tahun 1984 dan Dermaga III pada tahun 2001.

7. Terminal Eksekutif Merak

Pelabuhan Merak kemudian menjadi pelabuhan modern dengan keberadaan Terminal Eksekutif Merak. Presiden Joko Widodo meresmikan pelabuhan baru ini pada Maret 2019 lalu.

Layanan kapal eksekutif beroperasi sama seperti layanan reguler, yaitu Merak-Bakauheni. Terdapat empat armada kapal yakni KMP Sebuku, KMP Batumandi, KMP Portlink, dan KMP Portlink III. Pelayaran yang didapatkan lebih cepat berkisar satu jam dibandingkan dengan menggunakan kapal reguler.

Pemesanan tiket kini sudah menggunakan sistem online, yaitu melalui aplikasi ferizy. Hal ini dilakukan untuk mempermudah pembelian tiket dan mengantisipasi penumpukan penumpang di area parkir. Pembelian tiket online juga berlaku untuk penyebrangan di terminal reguler.

Nah, sekarang bisa pilih, perjalanan lebih cepat bisa menggunakan layanan terminal eksekutif dan harga lebih mahal, atau jika tidak terburu-buru dan harga tiket ekonomis bisa menggunakan layanan reguler.

Demikian fakta unik perkembangan Pelabuhan Merak. Semoga bisa menambah wawasan dan pengetahuan sejarah tempat di mana kita pernah berada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun