Kamis Siang, menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan dialami oleh Bibi saya. Saat sedang berjalan kaki dan akan melewati jembatan layang Tol Jakarta - Merak, menghubungkan Lingkungan Kaligandu Kidul dan Lingkungan Watestelu, Bibi dihadang oleh sosok lelaki yang sedang menunjukan alat kelaminnya.
Bagi seorang perempuan, melihat lelaki yang sedang duduk di atas motor dan memainkan alat kelaminnya tentu menjadi pemandangan yang menjijikan. Apalagi di jembatan itu sedang sepi.
Bibi yang ketakutan langsung berlari ke rumah warga di dekat jembatan. Bibi takut jika lelaki itu akan berbuat asusila terhadapnya. Bibi pun minta pertolongan kepada warga.
Sayangnya ketika Bibi dan sejumlah warga menuju jembatan, lelaki itu sudah kabur terlebih dahulu.
"Saya takut diperkosa atau diapa-apain, apalagi jembatan lagi sepi," kata Bibi bercerita sesampainya di rumah.
Padahal setiap hari Bibi melewati jembatan itu. Namun baru kali ini Bibi mengalami perbuatan yang tidak menyenangkan dihadang oleh sosok lelaki yang memainkan alat kelaminnya.
Selain Bibi, pengalaman tidak menyenangkan juga pernah dialami oleh Teteh dan Keponakan saya beberapa waktu lalu. Bahkan sejumlah warga, tentu saja perempuan, sering mengalami hal yang sama di jembatan itu.
Teteh bercerita, saat itu sedang mengendarai motor bersama putrinya. Saat turun dari jembatan, sosok lelaki duduk di atas motor sudah menunggu di jalan bawah jembatan dengan memperlihatkan alat kelaminnya.
"Liatnya geh jijik. Takutnya bukan cuma pamer saja, tapi kalo kemudian mendekat dan berbuat yang gak-gak, takut juga, " kata Teteh.
Identitas pelaku tidak bisa diketahui karena selalu mengenakan helm saat beraksi. Namun sepeda motor yang digunakan dan postur tubuhnya masih bisa sedikit dikenali.
"Orangnya sering lewat di jalan depan rumah. Karena pakai helm jadi tidak tahu siapa orang itu," kata Teteh.
Bahkan Teteh juga sempat melihat kedua kalinya. Kali ini di jalan dekat rumah. Lelaki itu beraksi tanpa malu membuka celana dan memainkan alat vitalnya.
"Itu juga siang-siang. Kebetulan ada perempuan aja yang lewat. Habis itu pergi gitu aja. Serasa gak punya malu," kata Teteh.
Selama ini perbuatan yang tidak menyenangkan oleh lelaki itu membuat resah bagi perempuan yang akan melewati jembatan. Apalagi dalam aksinya selalu dilakukan dalam kondisi sepi.
Ingin rasanya melaporkan lelaki yang suka pamer alat vitalnya itu ke polisi, namun identitas atau bukti tidak ada. Para perempuan yang menjadi korban justeru risi dan lekas kabur setelah melihatnya. Apalagi dalam aksinya selalu mengenakan helm, jadi sulit untuk mengetahui bentuk wajahnya.
Dari kesimpulan cerita para korban, biasanya dilakukan jika dalam kondisi sepi dan ada perempuan yang lewat. Itu pun tidak dilakukan dalam waktu yang terjadual. Ada kemungkinan pelaku melakukan aksinya di berbeda-beda tempat. Jadi ada kesulitan untuk mengidentifikasi pelaku.
Sejauh ini, apa yang dilakukan hanya sebatas menunjukan alat kelaminnya saja di hadapan perempuan. Pelaku tetap duduk di atas motor sembari memainkan alat kelaminnya. Setelah itu baru pergi.
Berdasarkan hasil pencarian informasi di intenet, prilaku yang memperlihatkan alat kelamin kepada orang lain disebut ekshibisionisme.
Mengutip dari CNN Indonesia, perbuatan ini merupakan penyimpangan seksual (sexual deviation) yang ditandai dengan adanya perilaku memperlihatkan alat kelamin seseorang kepada orang asing. Perilaku ini dilatarbelakangi dengan adanya fantasi seksual dan dorongan seksual yang kuat.
Dokter ahli kesehatan jiwa Rivo Mario dari Awal Bros Bekasi Utara mengungkapkan, bahwa ciri-ciri awal yang mungkin bisa kenali adalah dari cara seseorang berbicara tentang fantasi seksualnya. Pada dasarnya tidak ada ciri khusus dalam perilaku kehidupan sosial pelaku.
Gangguan seksual ekshibisionis memiliki satu gangguan perilaku yang khusus dengan memamerkan alat kelaminnya saja kepada orang asing atau orang yang tak bersedia (melihat). Tujuannya hanya untuk mendapatkan kepuasan seksual, mengurangi kecemasan, ataupun memperkuat egonya.
Jika sekadar fantasi atau pikiran seksual saja masih belum bisa dibilang ekshibisionis, tapi jika sudah melakukan dan membuat dirinya atau orang lain resah atau tidak nyaman baru dikatagorikan gangguan.
Jika disimpulkan, emang orang sakit jiwa yang pamer alat kelamin kepada orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H