Tidak ada yang berbeda dalam perayaan Idul Fitri tahun ini. Meski dalam bayang-bayang penyebaran pandemi covid-19, salat sunah ied dan silaturahmi masih tetap berjalan seperti biasanya.
Bukan tidak patuh dengan protokol kesehatan dalam penangan covid-19, namun tradisi  kebudayaan dan kebiasaan memang sulit untuk diubah, bukan tidak percaya dengan adanya virus corona, kita tetap merayakan hari raya idul fitri dengan cara tersendiri.
Kota Cilegon termasuk zona kuning, tidak ada larangan dari Pemeringah Kota Cilegon untuk tidak melaksanakan Salat Ied di masjid.Â
Di malam takbiran, beberapa kali kita diingatkan untuk datang ke masjid dengan mengenakan masker. Pelaksanaan salat sunah ied pun berjalan seperti biasanya.
Kembali pada tradisi, budaya dan kebiasaan. Social distancing bisa saja dianggap kesombongan dan menutup diri. Tinggal di sebuah perkampungan, para tetangga tidak lain masih saudara sendiri.
Apakah bisa kita menutup diri, menutup pintu rumah dan tidak menerima tamu?
Saya sadar akan pentingnya jaga jarak dengan orang lain. Namun menjadi berjarak dengan saudara dan tetangga rasanya itu semua sulit untuk diterapkan. Sejak dulu kebersamaan selalu terbangun dalam berbagai bentuk kegiatan.
Momen perayaan haruslah menjadi suka cita. Saat ini situasi memang berbeda, namun perayaan bisa berjalan secara fleksibel.