Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Prediksi 106.287 Kasus, Kita Seperti Diingatkan BIN Menjadi Korban Selanjutnya

4 April 2020   16:29 Diperbarui: 8 April 2020   10:51 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(ANTARA FOTO/HERU SRI KUMORO)

Cukuplah Presiden secara formalitas menyampaikan protokol kesehatan. Social distancing yang baru berjalan hampir tiga pekan saja sudah bikin keuangan menipis, mau ditambah hingga empat bulan kedepan. Sementara jaminan kesejahteraan untuk rakyat belum ada kejelasan seperti apa.

Pemerintah memang harus mendengarkan para ilmuan dan kajian semacam ini. Cukup hasilnya menjadi pegangan. Kemudian dikaji untuk mendapatkan strategi gerak cepat mengatasi agar wabah ini segera berakhir.

Bisakah Presiden bersama pembantunya berbicara yang baik-baik saja? Setop menyampaikan pernyataan yang mengganggu psikologi rakyatnya!

Kita semua bisa bersatu melawan virus corona, namun jika selalu ditakut-takuti oleh data semacam ini bisa menimbulkan kepanikan.

Saat ada siaran konfrensi pers yang ditunggu adalah kabar baik berupa ketegasan dari presiden dan kebijakan yang mampu meyakinkan bahwa serius menangani wabah ini. Susahnya mendapatkan masker dan krisis Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas medis yang tidak terpenuhi saja membuat kita was-was. Tidak ada pemberlakuan karantina wilayah membuat virus bebas berkeliaran. Bagaimana rakyat bisa tenang?

Ini bukan prediksi hasil surve popularitas calon presiden yang membuat rakyat sebagai pendukungnya bahagia. Ini data dari BIN menunjukan jumlah korban yang sangat banyak. Kita menjadi mengira-ngira menjadi korban selanjutnya.

Pemerintah fokus sajalah pada setrategi pencegahan dan memberi kebijakan yang membuat tenang warganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun