Cukuplah Presiden secara formalitas menyampaikan protokol kesehatan. Social distancing yang baru berjalan hampir tiga pekan saja sudah bikin keuangan menipis, mau ditambah hingga empat bulan kedepan. Sementara jaminan kesejahteraan untuk rakyat belum ada kejelasan seperti apa.
Pemerintah memang harus mendengarkan para ilmuan dan kajian semacam ini. Cukup hasilnya menjadi pegangan. Kemudian dikaji untuk mendapatkan strategi gerak cepat mengatasi agar wabah ini segera berakhir.
Bisakah Presiden bersama pembantunya berbicara yang baik-baik saja? Setop menyampaikan pernyataan yang mengganggu psikologi rakyatnya!
Kita semua bisa bersatu melawan virus corona, namun jika selalu ditakut-takuti oleh data semacam ini bisa menimbulkan kepanikan.
Saat ada siaran konfrensi pers yang ditunggu adalah kabar baik berupa ketegasan dari presiden dan kebijakan yang mampu meyakinkan bahwa serius menangani wabah ini. Susahnya mendapatkan masker dan krisis Alat Pelindung Diri (APD) untuk petugas medis yang tidak terpenuhi saja membuat kita was-was. Tidak ada pemberlakuan karantina wilayah membuat virus bebas berkeliaran. Bagaimana rakyat bisa tenang?
Ini bukan prediksi hasil surve popularitas calon presiden yang membuat rakyat sebagai pendukungnya bahagia. Ini data dari BIN menunjukan jumlah korban yang sangat banyak. Kita menjadi mengira-ngira menjadi korban selanjutnya.
Pemerintah fokus sajalah pada setrategi pencegahan dan memberi kebijakan yang membuat tenang warganya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H