Setya Novanto sudah delapan kali mangkir dari panggilan KPK dengan berbagai alasan super ajaib, diantaranya melaporkan pimpinan KPK ke Bareskrim Polri, lanjut memintak perlindungan ke Presiden Jokowi, mengancam akan meminta perlindungan penegak hukum jika KPK meneruskan proses penyidikan, hingga pengajuan gugatan ke MK terkait Pasal 46 UU KPK karena dinilai tak sesuai dengan Pasal 20 A ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945.
Dari sederet manuver tersebut, kita semua pasti masih ingat adegan ketika mobil yang dikendarai Setya Novanto nabrak tiang listrik dan pura-pura dirawat di rumah sakit. Drama paling mengejutkan publik yang kemudian diketahui rekayasa belaka.
Pada akhirnya Mantan Ketua DPR RI itu menerima vonis 15 tahun penjara yang dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Tipikor, Jakarta pada 30 April 2018. Meski sudah mendekam di penjara, publik juga masi dikejutkan dengan temuan adanya penjara palsu di Sukamiskin hingga bebas berwisata di rumah makan padang.
Duh, kenapa kebanyakan bahas Setya Novanto ya? Padahal sederet kasus korupsi yang merugikan negara juga banyak banget.
Tapi ya, sekedar contoh saja. Jika orang yang sudah merugikan negara dengan memperkaya diri saja diperhatikan kehidupannya oleh Pemerintah. Rakyat miskin yang kini hidup tanpa kepastian karena tidak bisa bekerja di luar rumah tanpa ada jaminan sosial juga harusnya diutamakan.
Saya hanya berharap Pemerintahan Jokowi lebih serius dalam menangani penyebaran Pandemi Covid-19. Menyelamatkan rakyat dari wabah virus dan mampu mengendalikan perekonomian agar tetap setabil saja sudah cukup.
Lucu rasanya ditengah kondisi darurat wabah semacam ini, Pemerintah masih kepikiran membahagiakan hidup koruptor yang sudah menyakiti hati jutaan rakyat Indonesia.