Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pilihan Terbatas di Tengah Covid-19

24 Maret 2020   10:13 Diperbarui: 24 Maret 2020   10:46 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
monas ditutup via republika.co.id

Bukan karena itu saja, orang yang terinfeksi juga bisa meninggalkan jejak virus yang menempel di benda-benda di sekitarnya. Jika kita memegang permukaan benda dengan virus yang menempel, lalu mengusap mulut, hidung, dan mata, virus akan masuk menjangkiti kita.

Butuh kesadaran bahwa di rumah aja adalah cara untuk melindungi diri dan orang lain. Ini pun berlaku bagi orang yang terinfeksi untuk melakukan isolasi diri, jangan sampai orang dengan positif infeksi covid-19 menularkan ke lebih banyak orang.

Pencegahan cukup di rumah aja. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. Di rumah saja juga menyelamatkan para tenaga medis yang saat ini masih kekurangan alat pelindung diri. Kita yang tidak memiliki pengetahuan melindungi diri dari virus sebaiknya ikuti intruksi berdiam diri di rumah itu baik.

Masih ngeyel ke luar rumah? Pilihannya adalah beresiko besar tertular virus yang masih  belum ada obatnya itu. Mengerikan, jika hasil tes menunjukan positif covid-19, maka saat itu tidak lagi bisa menatap langsung orang yang kamu cintai.

Isolasi akan dijalani secara ketat di rumah sakit. Kemungkinan sembuh memang ada, tapi jika kondisi tubuh kamu ada penyakit bawaan, maka penyembuhan akan lebih sulit.

Bagaimana jika mati? Ya, itu sudah jadi takdir Tuhan. Tapi jangan berharap ketika jenazah dengan virus covid-19 bisa diperlakukan sama dengan jenazah pada umumnya. Prosedur kesehatan memperlakukan jenazah harus di-wrap atau dibungkus dengan plastik sebelum dikuburkan. Penanganan yang jauh lebih ketat agar tidak membahayakan orang lain.

Bagi orang yang sudah meninggal memang sudah tidak bisa merasakan tubuhnya lagi. Setidaknya kita berfikir, jika pun ajal datang melalui prantara covid-19, pikirkan juga keluarga kita yang pastinya tidak tega dengan pemakaman seperti itu.

Berhentilah bersikap apatis. Takut sama Tuhan dan takut sama covid-19 itu beda konteks. Takut sama Tuhan itu lebih memuliakan dan mempercayainya. Sedangkan takut sama virus corona itu lebih pada menghindari dan mencegah.

Tuhan memberikan hati agar kamu beriman dan menciptakan otak untuk berpikir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun