Sebagai suami, saya hanya berusaha untuk selalu meberikan hak istri dan anak sesuai kemampuan. Sebelum menikah, sebuah rumah subsidi sudah dimiliki. Setelah menikah, mengikuti kemauan istri untuk meneruskan pendidikan hingga S2. Tidak pernah membedakan perhatian antara hak orang tua sendiri dan mertua. Paling penting adalah selalu hadir menjadi pendidik untuk anak dan istri setiap hari.
Tanggungjawab suami itu berat, tapi karena istri tidak menuntut banyak hal membuat yang dijalani akan terasa mudah. Istri yang pandai masak pun selalu menyediakan menu sederhana dan sehat. Istri harus bisa mengelola keungan untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan biaya kuliah, serta uang simpanan untuk kebutuhan darurat.
Hadiah-hadiah receh yang membuat hubungan pernikahan kita lebih awet. Ketika ada lemburan kerja di tempat kerja hingga malam, pulang membawa sebungkus ketoprak sebagai upah membukakan pintu rumah. Sepulangnya tugas keluar kota beberapa hari cukup membawakan oleh-oleh khas daerah yang dikunjungi. Saat istri lagi ngambek dan bad mood, ajak jalan-jalan ke taman sambil beli jajanan pinggir jalan.
Saat ini kemampuan hanya sebatas hadiah receh. Dalam hati tentu menginginkan yang lebih. Jika suami sudah berusaha memberikan yang terbaik kepada istri, hadiah mewah pun tidak lagi diharapkan. Jika receh saja bisa menciptakan keharmonisan pernikahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H