Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hilangnya Staf Milenial Jokowi

29 Januari 2020   21:59 Diperbarui: 29 Januari 2020   22:11 1487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden dan tujuh staf milenial (instagram/ Jokowi)

Andi Taufan Garuda Putra, seorang CEO dari Amartha, perusahaan teknologi finansial peer-to-peer lending seharusnya bisa muncul memberikan pemahaman keuntungan dari usaha ekspor beni lobster.

Sebagai anak muda yang telah meraih banyak penghargaan atas prestasinya di bidang kewirausahaan, penting rasanya para pelaku wirausaha mendapatkan pemahaman bahwa penjualan beni lobster akan meningkatkan perekonomian para nelayan. Untuk itu perlu mendukung rencana ekspor beni lobster yang juga akan memperkuat perekonomian negara.

Sementara kebijakan di bidang pendidikan yang akan menghapus Ujian Nasional dan diganti asesmen kompetensi, banyak milenial tidak memahami kebijakan Mentri Nadiem Makariem.

Adamas Belva Syah Devara seharusnya muncul memberikan penjelasan bahwa UN sudah tidak bisa menjadi acuan mengukur kualitas pendidikan.

Sebagai pendiri Ruang Guru, Belva bisa menyampaikan penjelasan tentang program merdeka belajar. Sehingga para milenial paham bahwa Kemendikbud saat ini sangat peduli sekali dengan program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan milenial. Jangan sampai ada yang salah mengartikan merdeka belajar adalah bebas tidak belajar.

Itu hanya sebagian dari perumpamaan saja. Staf Milenial seperti layaknya staf pada umumnya hanya bekerja di dalam ruangan, rapat, dan ikut kunjungan. Jika begitu, wajar jika keberadaan Staf Milenial tidak bernah terekspose. Cukup bekerja membantu ide-ide segar kepada presiden.

Apa mungkin, karena sebagai staf tidak banyak memiliki ruang publikasi untuk menyampaikan program yang akan, sedang, dan sudah dilakukan selama 100 hari kabinet Jokowi-KH Maruf Amin? Jika terus begini, lama-lama keberadaan mereka bisa menghilang begitu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun