Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Gerakan Ternak Ayam untuk Anak Stunting

20 November 2019   21:54 Diperbarui: 20 November 2019   22:14 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Moeldoko usul setiap rumah tangga pelihara ayam. Telur ayam dipercaya mampu atasi stunting pada anak. Usulan yang luar biasa. Jadi inget dengan Engkong, "Ayam boleh disembeleh kalo kita butuh saja." Atau kata Emak, "Udah ambil aja telur di kandang buat makan, lu, Tong."

Eh, tapi. Jaman sekarang masalah anak stunting emang jadi permasalah besar bagi negara. Data menunjukan 27,67 % capaian stunting di Indonesia, sementara standar yang ditetapkan WHO hanya 20 saja.  

Sungguh heran, negara gemah ripah loh jinawi justru membuat anak-anak krisis pangan dengan menempati rangking ketiga di Asia. Lebih heran lagi, ketika tanah subur yang terhampar luas di penjuru tanah air, menjadikan ternak ayam di rumah sebagai solusi.

Moeldoko menyebut, setiap rumah diharuskan pelihara ayam untuk atasi stunting. Bagaimana caranya, ya? Rumah-rumah di kawasan padat penduduk, komplek perumahan, bahkan penghuni rumah susun dan apartemen, semua minim lahan.

Soal kandang ayam, bisa disiasati untuk rumah yang tidak memiliki cukup lahan. Pojokan garasi mobil bisa untuk kandang. Balkon rumah susun juga bisa diletakan kandang ayam. Atau jika ada tanah Fasum di perumahan, bisa dimanfaatkan untuk kandang ayam bersama. 

Pelihara ayam di dalam kandang juga butuh pembelian pakan secara ekstra. Harga por ayam perkilo mencapai Rp10.000, setara satu liter beras. Belum lagi harus beli vitamin untuk memenuhi gizi ayam. Suntik vaksin agar ayam tidak kena virus.

Moeldoko juga menyebutkan, sejak dulu pemerintah sudah mencanangkan gerakan makan dua butir telur, sekarang ditambah menjadi lima butir telur. Artinya setiap rumah tangga minimal pelihara lima ekor ayam. 

Demi menjaga asupan makan ayam, prioritas beli por ayam lebih utama dari pada beras jadinya. Jika ayam tidak cukup mendapatkan pakan, nanti bisa stunting dan tidak mau bertelur.

Lagian, melepaskan ayam dari kandang untuk cari makan sendiri bisa melanggar undang-undang, ayam masuk pekarangan orang lain. Apes dah, kena denda Rp10 juta!

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun