Mohon tunggu...
Mang Pram
Mang Pram Mohon Tunggu... Freelancer - Rahmatullah Safrai

Penikmat kopi di ruang sepi penuh buku || Humas || Penulis Skenario Film || Badan Otonom Media Center DPD KNPI Kota Cilegon

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Sulit Menerima Ibu Christine Hakim sebagai Pembunuh

31 Oktober 2019   12:01 Diperbarui: 31 Oktober 2019   12:16 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang terbayang ketika artis karismatik Christine Hakim menggorok leher seorang gadis cantik tidak berdaya? Darah mengucur deras. Raut wajah terlihat bengis tanpa ampun. Setelah itu, tubuh gadis dikuliti, dan jemur layaknya pakaian.

Itu bagian cuplikan dalam film Perempuan Tanah Jahanam, film terbaik di tahun 2019 versi saya sebagai penonton. Tangan dingin Joko Anwar ternyata bisa memenggal kekaguman saya dari film Joker, dua minggu lebih awal ditonton di bioskop. Saya tidak akan menjadi spoiler film di sini yang menceritakan runtutan alur cerita film.

Christine Hakim berperan sebagai Nyi Misni menjadi kunci cerita adanya kutukan laknat di Desa Harjosari, sehingga tiap bayi yang terlahir tanpa kulit. Adegan Nyi Misni menggorok leher Dini yang diperankan Marissa Anita langsung memecahkan rasa simpatik saya. "Ini gila," saya menahan teriakan. Kegilaan Nyi Misni inilah yang membuat Ki Saptadi menjadi pribadi yang dingin dan jahat. Setiap adegan kelahiran bayi, Ki Saptadi yang membunuh para bayi. Masi sanggup nonton?

Bagaimana dengan film Joker? Adegan yang menghentak penonton adalah ketika Joker menembak kepala pembawa acara Murray Franklin dalam acara siaran langsung di tv. Mengehentak memang, karakter Artur atau Joker yang diperankan Joaquin Phoenix ini.

Saya menolak anggapan bahwa, orang jahat terlahir dari orang baik yang tersakiti!

Rasanya tidak, saya meyakinin bahwa, Ibu adalah Madrasah (sekolah) pertama bagi anak. Jadi jelas secara teori kepribadian, pola pengasuhan orang tua dan pengalaman hidup seseorang sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian. Mengutip teori Roucek dan Warren, kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.

Bisa dilihat dari peran Nyi Misni, sebagai seorang pelayan di rumah seorang juragan, justru melakukan cinta terlarang hingga melahirkan Ki Saptadi. Rumitnya cinta terlarang juga dilakoni Ki Saptadi dengan istri pewaris kekayaan sang juragan, hingga lahir Maya yang diperankan Tara Basro membawa kutukan untuk semua warga desa. Sedangkan Ibu Artur, memiliki riwayat gangguan jiwa yang tergila-gila oleh seorang politikus ternama. Sampai-sampai mengadopsi Artur dengan pola pendidikan yang tentunya bermasalah.

Dari gelapnya Desa Harjosari, kita bisa melihat karakter yang kemudian menjadi sosok yang jahat, yaitu Ki Saptadi yang diperankan Aryo Bayu. Sedangkan Joker, dibesarkan oleh seorang ibu yang memiliki masalah kejiwaan. Kejahatan dua anak itu tidak lepas dari kepribadian tidak baik yang dimiliki oleh orang tuanya.

Bagaimana dengan kondisi saat ini, apakah masi berpengaruh? Tentu saja bisa. Gejolak politik dan dinamika sosial yang muncul jelas berpengaruh pada kondisi sebuah kehidupan sosial. Di jaman saat ini, tantangan parenting bagi orang tua sangatkah berat. Orang tua tidak hanya harus mempelajari perkembangan zaman, tapi juga harus memperbaiki kepribadiannya dalam menghadapi segala persoalan hidup. Jahat dan kebaikan menjadi satu kesatuan dalam rumus hidup. Langkah yang ditempu anak, berpengaruh dari bimbingan orang tua kemana akan pergi.

Ini adalah tantangan yang berat, jangan sampai menjadi orang tua tanpa keterampilan dan pemahaman ilmu kehidupan, bisa-bisa akan lahir Ki Saptadi dan Artur yang lainnya.

Bagi calon orang tua, sebelum benar-benar mendapatkan tanggungjawab mengasuh anak, sebaiknya benahi kepribadian diri sendiri. Kemajuan jaman justru tidak akan lepas dari kutukan Desa Harjosari dan hitamnya Kota Gotham.

Ibu yang mendidik anak dengan karakter jahat, justru akan berbalik arah. Seperti Ki Saptadi dan Joker setelah sadar akan kejahatan ibunya, justru berani melenyapkan nyawa dengan cara yang tidak kalah sadis.

Artikel ini hanya renungan saya saja setelah mempelajari pesan dalam film ini. Bagimana pun setiap kejahatan memang ada awal atau sebab, kemudian menjadi akhir atau akibat. Kita yang sudah menentukan awal jalan hidup ini akan berakhir seperti apa.

Hingga saat ini, saya belum bisa menghilangkan ingatan, Ibu Christine Hakim Sebagai Pembunuh. Akting yang bagus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun