[caption id="attachment_384505" align="aligncenter" width="280" caption="dok. pri"]
[caption id="attachment_384507" align="aligncenter" width="423" caption="dok. pri"]
[caption id="attachment_384508" align="aligncenter" width="423" caption="dok. pri"]
[caption id="attachment_384506" align="aligncenter" width="280" caption="dok. pri"]
Sebagai negara yang pernah lama menjajah kawasan di Asia Tenggara yang mereka namakan Hindia Belanda dan sekarang bernama Indonesia, Belanda menyimpan banyak kenangan mengenai negara bekas jajahannya itu. Museum Tropen atau tropenmuseum di Amsterdam, Volkenkunde di Leiden, Museum Nusantara di Delft, sekedar contoh beberapa museum yang menyimpan koleksi berbagai artefak dari Indonesia.
Kuliner Indonesia
Selain artefak di museum, kuliner Indonesia juga telah lama menjadi khasanah kuliner Belanda. Nasi goreng adalah makanan populer di Belanda dan londo fasih membuatnya. Misalnya  Peter Groen, mahasiswa program master Indonesian Studies di Universitas Leiden. Waktu teman kuliahnya berkunjung ke tempat kosnya di sebuah flat di Den Haag, Peter memasak nasi goreng untuk menjamu makan malam. Di supermarket, kita akan menemukan berbagai macam bumbu dan makanan asal Indonesia, baik asli produksi Indonesia yang diekspor ke Belanda maupun produksi Belanda sendiri. Salah satunya adalah sambal dalam botol dengan merek unik yaitu Pemuda.
Sate di Indonesia selalu dibuat dadakan. Tapi di  supermarket Belanda ada sate ayam dalam kemasan. Satu kemasan berisi tiga tusuk sate ayam. Rasa bumbunya persis rasa bumbu kacang khas untuk sate, tapi daging ayamnya terasa sangat empuk, yang ternyata jenis daging ayam giling seperti untuk sosis.
Bila kangen tempe di Leiden, tidak usah kuatir. Di toko yang menjual makanan khas Asia, De Nieuwe Wereld  di Nieweu Rijn nomor 30 Leiden, sebongkah tempe dijual seharga sekitar 4 euro. Tempe berbungkus plastik lengkap dengan tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa. Tempe itu made in Belanda karena diproduksi di Kerkrade, sebuah kota kecil di timur Maastricht, dekat perbatasan Belanda-Jerman. Di toko ini juga saya menemukan sayur lodeh, dikemas dalam kaleng. Sayur lodeh ini rasanya mirip dan tentu ada petenya juga. Produk ini dibuat di Leiderdorp, pinggiran kota Leiden.
[caption id="attachment_384509" align="aligncenter" width="423" caption="dok. pri"]
Nama Jalan
Nuansa Indonesia lainnya yang dapat kita temukan di kota-kota Belanda adalah nama jalan. Â Di pinggiran Leiden, ada kawasan dengan nama jalan menggunakan nama-nama pulau di Indonesia. Ada Sumatrastraat, Javastraat, Borneostraat, dan seterusnya. Sebagian besar ditempel pada dinding bangunan di mulut jalan. Nama-nama pulau atau kota di Indonesia itu juga dapat ditemukan di kota lainnya seperti di Utrecht, Amsterdam dan Rotterdam. (dimuat di Buletin Berita Itenas no 62)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H