Mohon tunggu...
Mohamad Ibnu
Mohamad Ibnu Mohon Tunggu... Freelancer - PT SAPTA DIGITAL MANDIRI

UMKM LOKAL MENUJU UMKM INTERNASIONAL

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berkurangnya Tradisi Pawai Obor Perayaan Tahun Baru 1446 Hijriyah

13 Juli 2024   16:04 Diperbarui: 13 Juli 2024   21:57 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pawai Obor  Poto: Mangib

Meskipun prosesi obor memiliki daya tarik dan makna yang abadi, ada beberapa kelemahan dan kerugian yang terkait dengan praktik tradisional ini. Salah satu tantangan utamanya adalah risiko bahaya kebakaran yang disebabkan oleh penggunaan api terbuka di daerah yang padat penduduk. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi insiden kecelakaan dan cedera selama prosesi obor, yang menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan para peserta.

Selain itu, biaya dan kendala logistik dalam menyelenggarakan prosesi obor dapat menjadi kendala bagi sebagian masyarakat, yang menyebabkan menurunnya partisipasi dan kehadiran. Akibatnya, banyak masyarakat mencari cara alternatif untuk merayakan Tahun Baru Islam yang lebih hemat biaya dan layak secara logistik. 

Penggunaan pajangan lampu warna-warni dan dekorasi LED juga menawarkan beberapa keuntungan. Salah satu keuntungan utamanya adalah berkurangnya risiko bahaya kebakaran, karena pajangan lampu modern lebih aman dan lebih ramah lingkungan daripada obor tradisional.

Lebih jauh lagi, pertunjukan cahaya warna-warni menciptakan suasana yang memukau secara visual yang menarik pengunjung dan mendongkrak pariwisata di daerah tersebut. Banyak kota dan daerah telah memanfaatkan tren pertunjukan cahaya yang mewah untuk menarik banyak orang dan mempromosikan bisnis dan objek wisata setempat, juga membuka usaha baru bagi para pedagang kaki lima menjajakan dagangannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun