Jika pendapat tanpa landasan yang jelas dan dikemas seolah fakta, itulah yang bisa disebut sebagai penggiringan opini. Sisip dikit berharap pembaca menganggap BENAR. Padahal belum tentu benar.Â
Seperti yang terjadi pada hari Jumat (26/9/20) kemarin, adanya berita di timeline Twitter. Isi berita menceritakan adanya aksi demo sejumlah mahasiswa yang menuntut Pemerintah untuk mencabut Pak BKS sebagai Menteri Perhubungan. Alasannya, Pak BKS terlibat berbagai kasus korupsi.Â
Twitter memang tempat "isu" dan informasi baru berkembang, termasuk update terbaru selebriti Korea.Â
Awalnya saya berpikir mungkin Pak BKS akan menjadi trending pada beberapa hari kedepan. Tapi hal itu tidak terjadi.
**
Bagaimana bisa terjadi, saat ditunggu-tunggu ternyata tak ada media besar atau media yang terverifikasi dewan pers memuat berita ini. Wajar saja tak jadi viral, toh hampir 10 media yang memuat ternyata adalah media kecil. Juga menuliskan isi berita yang 95% sama semua, tanpa edit. Hingga foto beritanya.
Kasus-kasus yang didikte dalam berita ini tak berlandasan, tak ada sumber valid, dan kenapa tak melaporkan langsung ke KPK?
Sudah jelas, bukti-bukti aksi demo yang menjadi headline berita itu saja tidak ditemukan. Foto berita pakai ilustrasi wajah Pak BKS, kenapa tak pakai suasana demo?
Betapa mudahnya membaca perkembangan berita yang bohong. Banyak kejanggalan, tak tersedia pembuktiannya, Apalagi hanya berasal dari situs yang tak tepercaya. Berita soal Demo Ke Kemenhub adalah salah satunya.Â
Mulailah menjadi pembaca pintar, prioritaskan sumber dari situs-situs yang terverifikasi. Membantu menyebarkan kritik boleh saja, tapi jangan merendahkan diri sendiri dengan berbagi informasi yang belum tentu benar.
Salam.